BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Penelitian merupakan kegiatan yang terencana untuk
mencari jawaban yang obyektif atas permasalahan manusia melalui prosedur ilmiah
(Tri Wahyulis, 2010). Untuk itu didalam suatu penelitian dibutuhkan suatu
proses analisis data yang berguna untuk menganalisis data-data yang telah
terkumpul. Data yang sudah terkumpul namun belum dianalisis merupakan data
mentah. Dalam kegiatan penelitian, data mentah akan memberi arti bila
dianalisis dan ditafsirkan. Sehingga analisis data sangat memegang peranan
penting dalam penelitian. Data yang yang dapat
dikumpulkan banyak
sekali seperti catatan di lapangan, gambar, foto, dokumen, laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.
sekali seperti catatan di lapangan, gambar, foto, dokumen, laporan, biografi, artikel, dan sebagainya.
Pekerjaan analisis data dalam hal ini
ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan
mengategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan
menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori
substantif oleh karena itu, analisis data merupakan bagian yang amat penting
karena dengan analisislah suatu data dapat diberi arti dan makna yang berguna
untuk masalah penelitian. Data yang telah
dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya apabila tidak dianalisis
terlebih dahulu. Dalam proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang
sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,
gambar, foto, dan sebagainya (Moleong, 2007 dalam Wahyulis, 2010).
Walaupun begitu penting dalam dunia pendidikan,
analisis data merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan kemampuan dan pemahaman
tertentu untuk dapat menyelesaikannya. Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2010:
88) “melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras.
Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi.tidak
ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap
peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat
penelitinya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang
berbeda”. Dari paparan diatas, dapat dikatakan bahwa analisis data memang
memerlukan kemampuan khusus dalam melaksanakannya. Tidak semua orang dapat
melakukan penganalisisan data dengan baik. Tergantung tingkat pemahaman dan kemampuan
intelegensi yang dimilikinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang
dimaksud dengan analisis data?
- Apa saja bentuk data yang dianalisis?
- Bagaimanakah teknik analisis data?
- Bagaimanakah lagkah-langkah analisis data?
- Bagaimanakah penginterprentasi data hasil analisis?
1.3 Tujuan
1.
Mendeskripsikan pengertian analisis data.
2.
Mendeskripsikan bentuk data yang dianalisis.
3.
Mendeskripsikan teknik analisis data.
4.
Mendeskripsikan lagkah-langkah analisis data.
5.
Mendeskripsikan penginterprentasi data hasil analisis.
1.4 Manfaat
Manfaat yang
diharapkan dari luaran karya tulis ini sebagai berikut.
1.
Bagi Mahasiswa
Mampu dipahaminya pengertian dan deskripsi mengenai analisis data, bentuk
data yang dianalisis, teknik yang digunakan, langkah-langkah penganalisisan
serta bagaimana bentuk interprentasi data hasil analisis. Sehingga mampu
menciptakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai teknik analisis data dalam
penelitian.
2.
Bagi Penulis
Menambah pemahaman mengenai pengertian, analisis data, bentuk data yang
dianalisis, teknik yang digunakan, langkah-langkah penganalisisan serta
bagaimana bentuk interprentasi data hasil analisis untuk dilakukan implementasi
dalam konteks belajar mengajar di bangku perkuliahan.
3.
Bagi Pembaca
Menambah wawasan baru mengenai pengertian analisis data, bentuk data yang
dianalisis, teknik yang digunakan, langkah-langkah penganalisisan serta
bagaimana bentuk interprentasi data hasil analisis dalam kehidupan sehari-hari
yang berkaitan dengan penganalisisan data.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2006: 88)
mengemukakan bahwa “Data analysis is critical to the qualitative research
process. It is to recognition, study, and understanding of interrelationshp and
concept in your data that hypotheses and assertions can be developed and
evaluated” Analisis data merupakan hal yang kritis dalam proses penelitian
kualitatif, data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan dievaluasi. Selain
itu, Spradley (dalam Sugiyono, 2006: 89) menyatakan bahwa analsis dalam
penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berfikir kritis. Hal itu
berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan
bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan. Analisis
adalah untuk mencari pola. Selanjutnya Sugiyono mendefinisikan pengertian
analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam katagori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
sendiri maupun orang lain.
Berdasarkan paparan para ahli diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa analisis data dapat diartikan sebagai suatu bentuk pola pikir
untuk melaksanakan mengolah data, dengan tujuan menjadikan data tersebut
sebagai suatu informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat
dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan penelitian. Analisis data merupakan salah satu
langkah penting dalam rangka memproleh temuan-temuan hasil penelitian. Hal ini
disebabkan data akan menuntun kita kearah temuan ilmiah, bila dianalisis dengan
teknik-teknk yang tepat. Data yang belum dianalisis merupakan data mentah.
Dalam kegiatan penelitian, data mentah akan memberi arti bila dianalisis dan
ditafsirkan. Sehingga analisis data sangat memegang peranan penting dalam
penelitian. Dalam rangka analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang
keberadaan data itu sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat
digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu data bermuatan kualitatif dan data
bermuatan kuantitatif yang akan dijelaskan pada sub bab selanjutnya.
2.2 Jenis
Data yang Dianalisis
Seperti yang
diketahui bahwa, penelitian dilakukan untuk mendapatkan data. Data yang
didapatkan peneliti beragam. Macam-macam data yang dimaksud oleh Sugiyono
(2011: 5-8) dijelaskan dalam gambar sebagai berikut.
Gambar 1. Macam
Data Penelitian
Berdasarkan gambar diatas dapat dikatakan bahwa secara
garis besar jenis data dibedakan atas data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh,
ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto (Sugiyono, 2011: 7). Data bermuatan
kualitatif disebut juga dengan data lunak. Data semacam ini diperoleh melalui
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, atau penilaian kualitatif.
Keberadaan data bermuatan kualitatif adalah catatan lapangan
yang berupa catatan atau rekaman kata-kata, kalimat, atau paragraf yang
diperoleh dari wawancara menggunakan pertanyaan terbuka, observasi partisipan,
atau pemaknaan peneliti terhadap dokumen atau peninggalan. Sedangkan
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Keberadaan data bermuatan
kuantitatif adalah angka-angka (kuantitas), baik diperoleh dari jumlah suatu
penggabungan ataupun pengukuran. Data bermuatan kuantitatif yang diperoleh dari
jumlah suatu penggabungan selalu menggunakan bilangan cacah. Contoh data
seperti ini adalah angka-angka hasil sensus, angka-angka hasil tabulasi
terhadap jawaban terhadap angket atau wawancara terstruktur. Adapun data
bermuatan kuantitatif hasil pengukuran adalah skor-skor yang diperoleh melalui
pengukuran, seperti skor tes prestasi belajar, skor skala motivasi, skor
timbangan, dan semacamnya. Selanjutnya data kualitatif dibedakan atas data
kualitatif emperis dan data kualitatif bermakna. Dimana data kualitatif emperis
merupakan data sebagaimana adanya (tidak diberi makna) dan data kualitatif
bermakna adalah data dibalik fakta yang tampak. Selanjutnya yaitu data
kuantitaif yang dibedakan atas data diskrit dan data kontinum. Data diskrit
atau data nominal merupakan data kualitatif yang satu sama lain terpisah, tidak
dalam satu garis kontinum. Sedangkan data kontinum merupakan data kualitatif
yang satu sama lainnya saling berkesinambungan dalam satu garis. Kemudian data
kontinum dijabarkan kembali menjadi data ordinal, interval dan ratio. Data
ordinal merupakan data kualitatif yang berbentuk peringkat/ranking. Kemudian
data interval merupakan data kualitatif kontinum yang jaraknya sama, tetapi
tidak mempunyai nilai nol absolut. Dan data ratio merupakan data kualitatif
kontinum yang jaraknya sama dan mempunyai nilai nol absolut/mutlak.
2.3
Teknik-teknik Analisis Data
Teknik analisis data ada dua,
yaitu teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif. Bagi data
yang bersifat kuantitatif (numerical) tentu saja analisis data yang
digunakan adalah analisis kuantitatif dengan ukuran-ukuran statistik (Wina,
2002: 296). Untuk analisis data kuantitatif dalam penggunaan statistik
deskriptif dapat disesuaikan dengan ruang lingkup yang hendak dicapai. Apakah
mengharuskan data untuk memiliki normalitas, homogenitas atau syarat lainnya.
Wina menyebutkan pula, untuk mempermudah kerja dalam penganalisisan data, sudah
terdapat perangkat lunak komputer berupa SPSS. Perangkat ini dapat membantu
mempercepat kegiatan penganalisisan data yang dikehendaki. Teknik analisis data kuantitatif berbeda dengan kualitatif. Dalam teknik
analisis data menggunakan statistik, terdapat dua macam statistik yang
digunakan pada data kuantitatif, yaitu statistik deskriptif dan inferensial.
a. Deskriptif
· Mengukur
tedensi sentral
Mean
Median
Modus
· Mengukur variabilitas
Quartil
Desil
Persentil
Standar
deviasi
Varian
· Penyajian data
Tabel,
Diagram, Grafik
b. Inferensial
· Parametrik
Statistik parametrik adalah cabang ilmu statistik
inferensial yang digunakan untuk menganalisis data-data yang memiliki sebaran
normal saja. Diartikan pula ilmu statistik yang berhubungan dengan inferensi
statistik yang membahas parameter-parameter populasi; jenis data interval atau
rasio; distribusi data normal atau mendekati normal (Asep, tt). Statistik
parametrik tidak dapat dipergunakan sebagai metode statistik apabila data yang
akan dianalisis tidak menyebar secara normal. Dengan kata lain, data yang ingin
di analisis harus ditransformasikan terlebih dahulu. Transformasi yang dimaksud
adalah data ubah mengikuti sebaran normal. Transformasi dapat dilakukan dengan
mengubah data ke dalam bentuk logaritma natural, menggunakan operasi matematik
(membagi, menambah, atau mengali dengan bilangan tertentu), dan mengubah skala
data dari nominal menjadi interval. Spesifikasi ini disebabkan karena metode
statistik parametrik memiliki tingkat akurasi ketepatan yang lebih tinggi
dibandingkan statistik non parametrik (akan dijelaskan selanjutnya). Untuk
itulah penyajian data dengan sebaran normal harus dilakukan untuk mendapatkan
analisis data yang akurat. Contoh statistik parametrik yaitu Normalitas,
Homogenitas, Uji T, dan Anava.
· Non-parametrik
Statistik nonparametrik disebut juga statistik bebas
sebaran. Statistik nonparametrik tidak mensyaratkan bentuk sebaran parameter
populasi. Statistik nonparametrik dapat digunakan pada data yang memiliki
sebaran normal atau tidak. Statistik nonparametrik biasanya digunakan untuk
melakukan analisis pada data nominal atau ordinal. Keunggulan dari statistik nonparametrik
yaitu, tidak membutuhkan asumsi normalitas; secara umum metode statistik
non-parametrik lebih mudah dikerjakan dan lebih mudah dimengerti jika
dibandingkan dengan statistik parametrik karena ststistika non-parametrik
tidak membutuhkan perhitungan matematik yang rumit seperti halnya statistik
parametrik; statistik non-parametrik dapat digantikan data numerik (nominal)
dengan jenjang (ordinal); kadang-kadang pada statistik non-parametrik tidak
dibutuhkan urutan atau jenjang secara formal karena sering dijumpai hasil
pengamatan yang dinyatakan dalam data kualitatif; pengujian hipotesis pada
statistik non-parametrik dilakukan secara langsung pada pengamatan yang nyata.
Walaupun pada statistik non-parametrik tidak terikat pada distribusi normal populasi,
tetapi dapat digunakan pada populasi berdistribusi normal. Contoh statistik
nonparametrik yaitu Kolerasi Spearman (Spearman Rank Order Correlation)
dan Chi Square.
Berbeda halnya dengan analisis data kualitatif.
Menurut Sugiyono (2010) analisis data dalam penelitian kualitatif
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah
selesai di lapangan.
a. Analisis Sebelum di Lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data
sebelum peneliti memasuki lapangan. Analisis dilakukan terhadap data hasil
studi pendahuluan yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan berkembang setelah memasuki
dan selama di lapangan.
b. Analisis Selama di Lapangan dan
Setelah Selesai di Lapangan
Analisis data dalam penelitian
kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah
melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneiti akan
melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sihingga dipeoleh data yang
dianggap kredibel. Miles and Huberman (dalam, Sugiyono 2010), mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Analisis data dilakukan melalui 3 tahap, yaitu data reduction (reduksi data),
data display (penyajian data), dan Conclusion Drawing / Verification.
·
Data
Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada
hal yang penting, dicari pola dan temanya. Misalkan pada bidang pendidikan, setelah peneliti memasuki setting sekolah sebagai
tempat penelitian, maka dalam meraduksi data peneliti akan memfokuskan pada
murid yang memiliki kecerdasan tinggi dengan mengkatagorikan pada aspek gaya
belajar, perilaku social, interalsi dengan keluarga dan lingkungan.
·
Data Display
(penyajian data)
Data display berarti mendisplay data yaitu menyajikan data dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori, dsb. Menyajikan data yang
sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini
dimaksudkan untuk memahami apa yangterjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang dipahami.
·
Conclusion
Drawing / Verification
Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal namun juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah
dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah
peneliti ada di lapangan. Kesimpulan penelitian kualitatif merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum ada yang berupa deskripsi atau gambaran yang
sebelumnya belum jelas menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal / interaktif
dan hipotesis / teori.
2.4
Langkah-langkah Analisis Data
Menurut Sukardi (2003), ada beberapa langkah yang
perlu dilalui agar proses analisis menjadi lebih terarah, yakni skoring,
tabulasi, mendeskripsikan data, dan melakukan uji statistika.
a.
Skoring
Skoring adalah pemberian nilai pada setiap jawaban
yang dikumpulkan peneliti dari instrumen yang telah disebarkan. Setiap item
pertanyaan yang dimunculkan pada instrumen dikuantifikasikan dalam bentuk
angka. Misalnya, pada saat angket disebarkan aternatif jawaban yang
diberikan masih berupa kualitatif, maka pada tahap ini harus
dikuantifikasikan. Pada tahap ini peneliti memberikan nilai atau bobot pada
setiap alternatif jawaban.
Contoh
alternatif jawaban pada angket.
· Selalu
: 3
· Belum tentu : 2
· Tidak
: 1
b.
Tabulasi
Setelah tahap skoring, hasilnya ditransfer dalam
bentuk yang lebih ringkas dan mudah dilihat. Mencatat skor secara sistematis
akan memudahkan pengamatan data yang diperoleh. Apabila analisis data membandingkan
dua kelompok, maka data ditempatkan dalam kolom yang berbeda. Dengan
menggunakan prinsip tabulasi ini, seorang peneliti akan dapat menentukan arah
selanjutnya teknik analisis apa yang diperlukan, tergantung pada tujuan
analisis data yang hendak dicapai.
c.
Mendeskripsikan
data
Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang
ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih dimengerti oleh
peneliti atau seseorang yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan.
Analisis data yang paling sederhana dan sering digunakan oleh peneliti atau
pengembang adalah mmenganalisis data yang ada dengan menggunakan
prinsip-prinsip deskriptif. Dengan menganalisis secara deskriptif dapat
mendeskripsikan data secara lebih ringkas, sederhana, dan lebih mudah
dimengerti. Yang termasuk analisis deskriptif antara lain mean, median, modus,
quartil, desil, persentil, standar deviasi, dan varian.
d.
Melakukan
uji statistika
Uji statistika atau analisis inferensial merupakan pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau
aturan-aturan yang berlaku, sesuai dengan
pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Penggunaan rumus atau
aturan-aturan tersebut hendaknya mampu mengukur dan sesuai dengan tujuan atau
hasil penelitian yang ingin peneliti capai.
2.5
Menginterprestasikan
Penafsiran atau interpretasi tidak lain dari pencarian
pengertian yang lebih luas tentang penemuan-penemuan. Penafsiran data tidak
dapat dipisahkan dari analisis, sehingga sebenarnya penafsiran merupakan aspek
tertentu dari analisis, dan bukan merupakan bagian dari analisis. Interpretasi
data perlu dilakukan untuk memberikan arti mengenai hasil dari analisis data
yang telah dilakukan sebelumnya. Menurut Moh.Nazir (dalam, Wahyulis 2010) ada
beberapa pengertian penafsiran data adalah sebagai berikut.
a.
Penafsiran adalah penjelasan yang terperinci tentang arti yang sebenarnya
dari materi yang dipaparkan. Data yang
telah dalam bentuk tabel, perlu diberikan penjelasan tang terperinci dengan
tujuan untuk untuk menegakkan keseimbangan suatu penelitian, dalam pengertian
menghubungkan hasil suatu penelitan dengan penemuan penelitian lainnya, Untuk
membuat atau menghasilkan suatu konsep yang bersifat menerangkan atau
menjelaskan.
b.
Penafsiran dapat menghubungkan suatu penemuan studi exsploratif menjadi
suatu hipotesis untuk suatu percobaan yang lebih teliti lainnya. Misalnya, seorang peneliti sesang mempelajari sikap dari para transmigran
yang berasal dari Jawa Timur, Bali terhadap penduduk setempat di Aceh, maka
dari data penelitian di Aceh perlu dibuat penafsiran untuk menyajikan
kesinambungan penemuan tentang pengaruh pergaulan pribadi antara anggota
transmigran dari kelompok sosial yang berbeda tersebut di daerah lain, misalnya
di Sulawesi dengan penemuan di Aceh.
Untuk itu, penafsiran data sangat
penting kedudukannya dalam proses analisis data penelitian karena kualitas
analisis dari suatu peneliti sangat tergantung dari kualitas penafsiran yang
diturunkan oleh peneliti terhadap data.
Stringer (dalam, Wahyulis 2010) mengemukakan beberapa teknik menginterpretasikan hasil analisis data
kualitatif adalah sebgai berikut.
a. Memperluas analisis dengan mengajukan pertanyaan. Hasil analisis mungkin
masih miskin dengan makna, dengan pengajuan beberapa pertanyaan hasil tesebut
bisa dilihat maknanya. Pertanyaan dapat berkenaan dengan hubungan atau
perbedaan antara hasil analisis, penyebab, aplikasi dan implikasi dari hasil
analisis.
b. Hubungan temuan dengan pengalaman pribadi. Penelitian tindakan sangat erat
kaitanya dengan pribadi peneliti. Temuan hasil analisis bisa dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman pribadi peneliti yang cukup kaya.
c. Minat nasihat dari teman yang kritis. Bila mengalami kesulitan dalam
menginterpretasikan hasil analisis, mintalah pandangan kepada teman yang
seprofesi dan memiliki pandangan yang kritis.
d. Hubungkan
hasil-hasil analisis dengan literatur. Factor eksternal yang mempunyai kekuatan
dalam memberikan interpretasi selain teman, atau kalau mungkin ahli adalah
literature. Apakah makna dari temuan penelitian menurut pandangan para ahli,
para peneliti dalam berbagai literature.
e.
Kembalikan pada teori. Cara lain utuk menginterpretasikan hasil dari
analisis data adalah hubungkan atau tinjaulah dari teori yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Analisis data merupakan
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data.
Dalam rangka
analisis dan interpretasi data, perlu dipahami tentang keberadaan data itu
sendiri. Secara garis besar, keberadaan data dapat digolongkan ke dalam dua
jenis, yaitu : data bermuatan kualitatif dan data bermuatan kuantitatif
Teknik analisis data ada dua, yaitu teknik analisis data
kuantitatif dan teknik analisis data kualitatif yaitu teknik analisis data
kuantitatif dengan menggunakan statistik, meliputi statistik deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial meliputi
statistik parametris dan non parametris. Teknik analisis data kualitatif
dilakukan dari sebelum penelitian, selama penelitian, dan sesudah penelitian
yang meliputi analisis sebelum di lapangan, teknik analisis selama di lapangan
model Miles dan Huberman dan teknik analisis data menurut Spradley.
Secara garis besar, analisis data meliputi 4 langkah, yaitu : Persiapan (scoring), tabulasi, mendesktripsikan
datadan melakukan uji statistika. Penafsiran
data sangat penting kedudukannya dalam proses analisis data penelitian karena
kualitas analisis dari suatu peneliti sangat tergantung dari kualitas
penafsiran yang diturunkan oleh peneliti terhadap data.
DAFTAR PUSTAKA
Prihanto,
Asep. tt. Pengantar Statistik NonParametrik. Bandung: Universitas
Brawijaya.
Sanjaya,
Wina. 2002. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sugiyono.
2006. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Sugiyono.
2011. Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta
Sukardi.
2003. Metodelogi Penelitian Penidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar