KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah administrasi ,bimbingan
dan konseling pendidikan , teori social , antropologi ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Dr. Sudjarwo selaku Dosen
mata kuliah ilmu pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai pengertian, administrasi ,bimbingan dan konseling pendidikan , teori
social, antropologi saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi
kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Jakarta
30 okt,2013
Penyusun
Penyusun
BAB I
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
administrasi pendidikan
Pengertian
Dasar Administrasi Pendidikan Untuk dapat memahami administrasi pendidikan
secara keseluruhan, maka perlu terlebih dahulu membahas titik awal pengertian
tersebut, yaitu administrasi. Pengertian dasar tentang administrasi itu akan
merupakan tumpuan pemahaman administrasi pendidikan seutuhnya. Secara sederhana
administrasi itu berasal dari kata latin “ad” dan “ministro”. Ad mempunyai arti
“kepada” dan ministro beraarti “melayani”. Secara bebas dapat diartikan bahwa
administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.
Administrasi dalam arti sempit adalah aktivitas ketatausahaan, berupa penyusunan
dan pencatatan keterangan yang diperoleh secara sistematis. Administrasi dalam
arti luas yaitu :
a.
Upaya mencapai tujuan
secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan orang-orang dalam suatu pola
kerjasama.
b.
Identik dengan
organisasi yaitu sistem kerjasama antara dua orang atau lebih yang secara sadar
dimaksudkan untuk mencapai tujuan.
c.
Sub sistem dari
organisasi itu sendiri, dengan unsur, tujuan, orang-orang, sumber dan waktu.
d.
Upaya agar semua unsur
organisasi bisa berfungsi secara efektif dan efisien, produktif dan optimal.
Pendidikan
adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia, baik
di dalam maupun di luar sekolah. Untuk memperluas pemahaman tentang pengertian
administrasi pendidikan berikut ini dikemukakan beberapa batasan atau definisi,
yaitu:
1. Hadari
Nawawi (1989:11) : administrasi pendidikan adalah serangkaian kegiatan atau
keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang untuk mencapai
tujuan pendidikan secara berencana dan sistematis yang diselenggarakan dalam
lingkungan tertentu, terutama berupa lembaga pendidikan formal.
2. Engkoswara
: administrasi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari penataan sumberdaya
yaitu manusia, kurikulum atau sumber belajar dan fasilitas untuk mencapai
tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia
yang turut serta dalam mencapai tujuan pendidikan yang disepakati.
3. Ngalim
Purwanto (1984:14) : administrasi pendidikan adalah suatu proses keseluruhan,
kegiatan bersama dalam bidang pendidikan yang meliputi : perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan, dan
pembiyaan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik
personel, materiil maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien.
4. Robert
E. Wilson (1996) : administrasi pendidikan adalah koordinasi kekuatan penting
untuk pengajaran yang lebih baik bagi seluruh anak-anak di dalam organisasi
sekolah untuk mencapai tujuan dan menjamin pencapaian tujuan.
5. Oteng
Sutisna (1983 :17) : administrasi pendidikan sebagai suatu peristiwa
mengkoordinasikan kegiatan yang saling bergantung dari orang-orang dan
kelompok-kelompok dalam mencapai tujuan bersama pendidikan anak-anak.
6. Mohammad
Rifai (1972:51) : administrasi adalah keseluruhan proses yang mempergunakan dan
mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang sesuai, baik
personel maupun materil dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama seefektif dan
seefisien mungkin.
7. Calvin
Grieder (1961) : administrasi pendidikan adalah keseluruhan proses yang
menggunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang tersedia dan yang
sesuai baik personal maupun materil dalam usaha mencapai tujuan bersama seefektif
dan seefisien mungkin.
Dan berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa administrasi pendidikan pada intinya adalah segenap proses pengalahan dan
pengintegrasian segala sesuatu atau potensi dalam suatu aktivitas kelembagaan,
baik personal, spiritual dan materil, yang bersangkutan dengan pencapaian
tujuan pendidikan.
B.
Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
Bidang-bidang yang tercakup dalam
administrasi pendidikan adalah sangat banyak dan luas. Tetapi yang sangat
penting dan perlu diketahui oleh para kepala sekolah dan guru-guru pada umumnya
ialah sebagai berikut :
a.
Bidang Tata Usaha Sekolah
b.
Bidang Personalia Murid
c. Bidang Personalia Guru
d. Bidang Pengawasane. Bidang
Pelaksanaan Dan Pembinaan Kurikulum
Jadi dapat ditegaskan bahwa ruang lingkup
pembahasan administrasi pendidikan difokuskan pada kegiatan administrasi
pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayanan kebutuhan sekolah
disatu pihak dan sekolah sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran dengan fokus
utama pelayanan belajar dipihak lainnya. Pada pihak ini kegiatan administrasi pendidikan
difokuskan pada profesionalisme pengelolaan pendidikan dilihat dari segi
kelembagaan pemerintah sebagai penanggung jawab pendidikan terhadap masyarakat
pun satuan pendidikan atau sekolah pada semua jenjang dan jenis sebagai
insitusi yang memberikan jasa pelayanan belajar kepada masyarakat.
C. Tujuan Mempelajari Administrasi
Pendidikan
Secara
umum dapat ditegaskan bahwa tujuan mempelajari administrasi pendidikan adalah
menyediakan dasar konseptual dengan mendefinisikan administrasi dengan mengimplementasikannya
dalam kegiatan pendidikan. Penyediaan dasar konseptual ini untuk membentuk
pemahaman dan memiliki keterampilan dalam bidang administrasi pendidikan.
Pemahaman dan keterampilan ini perlu dimiliki untuk menunjang efektifitas dan
efisiensi tugasnya sebagai pengambil kebijakan pendidikan, guru atau pemimpin
sekolah dengan memahami kebutuhan-kebutuhan sekolah yang harus disediakan oleh
pemerintah, penyelenggara program sekolah dan bagaimana sekolah itu dikelola
sampai pada batas kualitas yang ditentukan. Dengan kata lain tujuan mempelajari
administrasi pendidikan adalah agar semua kegiatan itu mendukung tercapainya
tujuan pendidikan.
D. Fungsi-Fungsi Administrasi
Pendidikan
Fungsi administrasi dilihat dari konsep dan
teori administrasi, maka dapat ditegaskan bahwa proses pengelolaan itu pada
prinsipnya dimulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemantauan dan penilaian atau evaluasi terhadap semua program kerja yang
memerlukan pengaturan yang baik oleh para profesional untuk mengeliminasi
pemborosan dan memaksimalkan tingkat pencapaian potensi sumber daya yang
tersedia.
E. Berikut ini diuraikan
fungsi-fungsi administrasi yang juga dapat diimplementasikan dalam kegiatan
pendidikan yaitu :
1.
Fungsi Perencanaan Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan
berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan yang ditentukan. Oleh karena itu perencanaan merupakan proses
penetapan dan pemanfaatan sumber-sumber daya secara terpadu yang diharapkan
dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara
efisien dan efektif dalam mencapai tujuan.
2.
Fungsi Pengorganisasian Pengorganisasian dapat diartikan sebagai keseluruhan
proses untuk memilih orang-orang serta mengalokasikan sarana dan prasarana
untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi. Pengorganisasian juga
dimaksudkan mengatur mekanisme kerja organisasi, sehingga dengan pengaturan
tersebut dapat menjamin pencapaian tujuan yang ditentukan.
3.
Fungsi Penggerakan Penggerakan menurut Terri (1977) berarti merangsang
anggota-anggota kelompok melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan
yang baik. Tugas menggerakan dilakukan oleh pemimpin, oleh karena itu
kepemimpinan kepala sekolah mempunyai peranan yang sangat penting menggerakkan
personil melaksanakan program kerja sekolah.
4.
Fungsi Pengkoordinasian Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar
tugas-tugas yang telah dibagi itu tidak dikerjakan menurut kehendak yang
mengerjakan saja, tetapi menurut aturan sehingga menyumbang terhadap pencapaian
tujuan.
5. Fungi Pengarahan Nawawi (1989:36)
mengemukakan bahwa pengarahan adalah memelihara menjaga dan memajukkan
organisasi melalui setiap personal, baik secara struktural maupun fungsional,
aga rsetiap kegiatannya tidak terlepas dari usaha mencapai tujuan. Secara
operasional pengarahan dapat dipahami sebagai pemberian petunjuk bagaimana
tugas-tugas harus dilaksanakan, memberikan bimbingan selanjutnya dalam rangka
perbaikan cara-cara bekerja, mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan
instruksi-instruksi yang diberikan agar tidak menyimpang dari.
2. MAKNA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
Konseling adalah pelayanan bantuan
untuk peserta didik, baik secara perorangan pun kelompok, agar mampu mandiri
dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karier, melalui berbagai
jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Paradigma konseling adalah pelayanan
bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan
konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta
psikologi yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai
oleh budaya lingkungan peserta didik.
Visi pelayanan konseling adalah
terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya
pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah
agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
Alasan Diadakannya Bimbingan
Konseling
·
Kehidupan
demokrasi : Guru tidak lagi menjadi pusat dan siswa tidak hanya menjadi peserta
pasif dalam kegiatan pendidikan. Guru hanya membantu siswa untuk dapat
mengambil keputusannya sendiri.
· Perbedaan individual : Pembelajaran
yang umumnya dilakukan secara klasikal kurang memperhatikan perbedaan siswa
dalam kemampuan dan cara belajarnya sehingga beberapa siswa mungkin akan
mengalami kesulitan.
·
Perkembangan
norma hidup : Masyarakat berubah secara dinamis. Demikian pula dengan
berbagai norma hidup yang ada di dalamnya. Setiap orang harus bisa beradaptasi
dengan berbagai perubahan tersebut.
·
Masa
perkembangan : Seorang individu mengalami perkembangan dalam berbagai aspek
dalam dirinya dan perubahan tuntutan lingkungan terhadap dirinya. Diperlukan
penyesuaian diri untuk menghadapi perubahan-perubahan tersebut sesuai dengan
kemampuannya.
·
Perkembangan
industri : Seiring dengan perkembangan teknologi yang cepat, industri juga
berkembang dengan pesat. Untuk memiliki karier yang baik, siswa harus bisa
mengantisipasi keadaan tersebut.
PROGRAM BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SEKOLAH
Program pelayanan Bimbingan dan
Konseling di sekolah disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need
assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dengan substansi
program pelayanan mencakup:
Ø empat bidang,
Ø jenis layanan dan kegiatan
pendukung,
Ø format kegiatan, sasaran pelayanan
Ø dan volume/beban tugas konselor.
Program pelayanan Bimbingan dan
Konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan
antarjenjang kelas, dan menyinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan
Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra
kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas
sekolah/ madrasah.
Dilihat dari jenisnya, program
Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu:
1. Program Tahunan, yaitu program pelayanan
Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk
masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan
Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang
merupakan jabaran program tahunan.
3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan
dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan
jabaran program semesteran.
4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan
dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan
jabaran program bulanan.
5. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan
dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu.
Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan
layanan.
Fungsi Bimbingan Konseling di
Sekolah
o Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memahami diri dan lingkungannya.
o Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik mampu mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
o Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya.
o Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi
positif yang dimilikinya.
o Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu
peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang
mendapat perhatian.
Prinsip Bimbingan dan Konseling
Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah hal-hal yang menjadi
pegangan dalam proses bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip ini berasal dari
konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian
layanan bantuan atau bimbingan, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut :
1. Bimbingan diperuntukkan bagi semua
individu (guidance is fo all individuals).
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau
peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah.Pendekatan
yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan
daripada penyembuhan (kuratif) dan lebih diutamakan teknik kelompok daripada
perseorangan (individual).
2. Bimbingan bersifat individualisasi
Setiap
individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan
individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip
ini juga berarti bahwa yang menjadi focus sasaran bantuan adalah individu,
meskipun layanan bimbingannya menggunakan kelompok.
3. Bimbingan menekankan hal yang
positif
Bimbingan
merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena
bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri
sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk berkembang.
4. Bimbingan merupakan usaha bersama
Bimbingan
bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan
kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork
terlibat dalam proses bimbingan.
5. Pengambilan keputusan merupakan hal
yang esensial dalam bimbingan
Bimbingan
diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan mengambil
keputusan.Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat
kepada individu, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil
keputusan.Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan
memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan
meyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat.
6. Bimbingan berlangsung dalam berbagai
setting (adegan) kehidupan
Pemberian
layanan bimbingan tidak hanya berlangsung disekolah, tetapi juga dilingkungan
keluarga,dan masyarakat pada umumnya. Bidang layanan bimbingan pun bersifat
multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan dan pekerjaan.
3.
PENGERTIAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Pada
awal abad ke-20, sosiologi mempunyai peranan penting dalam pemikiran
pendidikan, sehingga lahirlah Sosiologi Pendidikan. Sebagai mana akhir abad
ke-19, psikologi mempunyai pengaruh besar dalam dunia pendidikan, sehingga
lahirlah suatu disiplin baru yang disebut Psikologi Pendidikan.
Ditinjau dari segi etimologinya, istilah
sosiologi pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu sosiologi dan pendidikan.
Maka sepintas saja telah jelas bahwa didalam sosiologi pendidikan itu yang
menjadi masalah sentralnya ialah aspek aspek sosiologi didalam pendidikan.
Pengertian Sosiologi Pendidikan
menurut bebrapa ahli.
a. Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya “Dicitionary of
Sociology” dikatakan bahwa Sosiologi Pendidikan adalah Sosiologi yang
diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.
b. Menurut Charles A. Ellwood sosiologi pendidikan adalah ilmu
pengetahuan yang memepelajari atau menuju untuk melahirkan maksud
hubungn-hubungan antara semua pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan
proses sosial.
c. Dr. Ellwood sosiologi pendidikan adalah
ilmu pengetahuan yang mempelajari antara orang-orang yang satu dengan orang
yang lain;
d. E.B. Reuter sosiologi pendidikan
mempunyai kewajiban untuk menganalisa evolusi dari lembaga-lembaga pendidikan
dalam hubungannya dengan perkembangan manusia, dan dibatasi oleh
pengaruh-pengaru dari lembaga pendidikan yang menentukan kepribadianj sosial
dari tiap-tiap individu. Jadi prinsipnya antara individu dengan lembaga-lembaga
sosial itu slalu saling pengaruh mempengaruhi.
Dari beberapa pendapat
para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Sosiologi Pendidikan merupaka suatu
cabang ilmu pengetahuan (dari ilmu jiwa pendidikan) yang membahas proses
interaksi sosial anak anak mulai dari keluarga, masa sekolah sampai dewasa
serta dengan kondisi-kondisi sosial kulturil yang terdapat didalam masyarakat
dan negaranya.
Sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang, metode, dan susunan
pengetahuan. Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam
kelompok. Sudut pandangnya adalah memandang hakikat masyarakat kebudayaan, dan
individu secara ilmiah. Sedangkan susunan penegtahuan dalam sosiologi terdiri
atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial,
kebudayannya, dan perkembangan pribadi. Salah satu yang mendapat perhatian
sosiologi ialah penelitian mengenai tata sosial.
4. pengertian
antropologi
Antropologi berasal dari kata
anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu.
Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk
sosial. Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir
atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri
fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih
memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti
kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti
sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan
kehidupan sosialnya. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut :
1. Koentjaraningrat
Antropologi
adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka
warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
2.
William A. Haviland
Antropologi
adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian
yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
3.
David Hunter
Antropologi
adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.
Fase fase perkembangan ilmu antropologi
1. Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa
di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika,
Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak
menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi
mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di
buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang
berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik,
kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan
yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan
etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
2. Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi
tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir
evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara
perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap
bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan
menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini,
Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan
primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat
sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
3. Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara di
Eropa berlomba-lomba membangun kolonisdi benua lain seperti Asia, Amerika, Australia
dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai
kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca
yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain
Dalam
menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari
kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai
mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa,
mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.
4. Fase keempat ( setelah tahun
1930’an)
Pada fase
ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa
asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan
bangsa Eropa.
Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di
Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan
manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran
total.
Proses-proses perubahan tersebut
menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk
pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman
Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.
C.
ilmu-ilmu bagian dari antropologi
1. Paleo-antropologi
2. Antropologi fisik
3. Etnolinguistik
4. Prehistori
5. Etnologi
·
Paleo-antropologi dan antropologi fisik disebut antropologi
fisik dalam arti luas.
·
Etnolinguistik, prehistori dan etnologi disebut antropologi
budaya.
D. konsep dasar antropologi
Seperti telah dikemukakan terdahulu,
kehidupan manusia di masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi
berbagai aspek. Salah satu aspek yang bermakna dalam kehidupan manusia yang
juga mencirikan kemajuannya adalah kebudayaan. Kebudayaan, akar katanya dari
buddayah, bentuk jamak dari Buddhi yang berarti budi dan akal.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Administrasi Pendidikan Untuk dapat
memahami administrasi pendidikan secara keseluruhan, maka perlu terlebih dahulu
membahas titik awal pengertian tersebut, yaitu administrasi. Pengertian dasar
tentang administrasi itu akan merupakan tumpuan pemahaman administrasi
pendidikan seutuhnya,
Konseling adalah
pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan pun kelompok,
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karier,
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma
yang berlaku,
Pada
awal abad ke-20, sosiologi mempunyai peranan penting dalam pemikiran
pendidikan, sehingga lahirlah Sosiologi Pendidikan. Sebagai mana akhir abad
ke-19, psikologi mempunyai pengaruh besar dalam dunia pendidikan, sehingga
lahirlah suatu disiplin baru yang disebut Psikologi Pendidikan,
Antropologi
mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu.
DOSEN : DIRGANTARA WICAKSONO
MATKUL : PEMBAJARAN PKN DI SD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar