BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Kita sebagai seorang guru
harus mengerti setiap tahap perkembangan dan pertumbuhan anak pada setiap
umurnya. Agar kita dapat mengetahui bahwasannya kita harus mengambil sikap yang
tepat untuk anak itu pada setiap tahap usianya.
Terkadang ada juga
anak-anak berkembang tidak pada tahap-tahap usianya dan itu yang adanya faktor
penyebab ia tidak berjalan sesuai tahapannya maka dari itu kita harus tahu
tahap perkembangan fisik pada anak sehingga, kita bisa mendapatkan solusi yang
tepat kepada seorang anak maupun orang tuanya agar bisa ditindak lanjuti supaya
anak bisa berkembang dengan baik.
Maka dari itu kita perlu
mempelajari tentang perkembangan fisik pada anak menurut para ahli maupun
diluar dari itu. Seorang guru juga harus memperhatikan dengan teliti tiap-tiap
perkembangan maupun perubahan yang terjadi pada anak sehingga kita bisa
mengkaji dan mendalami agar ada penyesuaian terhadap perkembangan anak pada
tiap usianya.
Anak
usia 4-5 tahun merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses
perkembangan. Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang
perkembangan seorang individu. Perkembangan individu berlangsung terus menerus dan
tidak dapat diulang kembali. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap
perbuatan-perbuatan yang kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka
mencoba-coba pada hal yang baru.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian dari perkembangan fisik
anak ?
2.
Bagaimana karakteristik perkembangan fisik
anak ?
3.
Apa faktor-faktor perkembangan fisik
anak ?
4.
Bagaimana perkembangan otaknya ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik atau pertumbuhan
biologis (biological growth) merupakan salah satu aspek penting dari perkembanagan
individu. Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), perkembangan fisik meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh (pertumbuhan otak, system syaraf dan
lain-lain), dan perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya
(perkembangan keterampilan motorik), serta perubahan dalam kemampuan fisik
(penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Bagi anak-anak usia sekiolah dan
remaja, pertumbuhan dan perkembangan fisik yang optimal itu sangat penting,
karena pertumbuhan/perkembangan fisik anak secara langsung dan tidak langsung
akan mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik
anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Dan secara tidak
langsung, pertumbuhan/perkembangan fisik akan mempengaruhi cara anak memandang
dirinya sendiri dan orang lain. Yang terlihat dari pola penyesuaian diri anak
secara umum.
Pertumbuhan dan perkembangan fisik
peserta didik dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: Tahap setelah lahir
hingga usia tiga tahun, Tahap anak-anak hingga masa prapubertas usia 3 hingga
10 tahun, tahap pubertas usia 10 hingga 14 tahun,dan tahap remaja/adolsen usia
12 tahun keatas. Berdasarkan tahapan ini , anak usia sekolah (SD-SMP)
dimasukkan dalam tahap prapubertas dan pubertas awal, sedangkan anak SMP hingga
SMA dimasukan dalam tahap remaja.
B. Karakteristik
Perkembangan Fisik Anak
Perkembangan fisik merupakan perkembangan yang signifikan bagi anak.
Menurut Hurlock perkembangan fisik anak usia dini mencakup empat aspek yaitu:
1.
System syaraf, yang sangat
berkaitan erat dengan perkembangan kecerdasan dan emosi,
2.
Otot-otot yang mempengaruhi
perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik,
3.
Kelenjar endokrin yang
menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru,
4.
Struktur tubuh yang meliputi
tinggi, berat, dan proporsi tubuh.
Setiap anak perkembangan fisiknya berbeda-beda. Ada beberapa anak yang pertumbuhannya cepat
dan ada beberapa anak yang pertumbuhannya lambat. Biasanya ditemukan anak usia
dini yang tinggi badannya dan anak yang lain lebih pendek. Pada masa usia dini,
pertumbuhan tinggi badan dan berat badan relatif seimbang tetapi secara
bertahap tubuh anak akan mengalami perubahan. Bilamana di masa bayi anak
memiliki penampilan yang gemuk maka secara perlahan-lahan tubuhnya berubah
menjadi lebih langsing, sedangkan kaki dan tangannya mulai memanjang.
Seiring dengan perkembangan fisik yang beranjak matang, perkembangan
motorik anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah
selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Masa ini ditandai dengan kelebihan
gerak atau aktivitas. Anak cenderung menunjukkan gerakan-gerakan motorik yang
cukup gesit dan lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal
untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motoric, seperti menulis,
menggambar, melukis, berenang, main bola, dan atletik.
Anak-anak usia dini biasanya senang sekali bermain. Mereka tidak
pernak kenal lelah dalam bermain. Hal itu dapat melatih kemampuan fisiknya.
Perkembangan fisik pada anak dapat diklasifikasikan menjadi dua aspek yaitu
dapat ditinjau dari perkembangan motoric kasar dan perkembangan motorik halus.
a. Perkembangan
Motorik Kasar
Menurut Beaty kemampuan motorik kasar seyogianya dimiliki oleh
seorang anak usia dini yang berada ada rentang usia 4-6 tahun, kompetensi
tersebut terbagi menjadi 4 aspek yaitu, (1) berjalan dengan indikator berjalan
turun/naik tangga dengan menggunakan kedua kaki, berjalan pada garis lurus dan
berdiri dengan satu kaki (2) berlari, dengan indikator menunjukkan kekuatan dan
kecepatan berlari, berbelok ke kanan/kiri tanpa kesulitan dan mampu berhenti
dengan mudah (3) melompat, dengan indikator mampu melompat ke depan, ke
belakang dan ke samping dan (4) memanjat, memanjat naik/turun tangga dan
memanjat pohon.
b. Perkembangan
Motorik Halus
Perkembangan motorik halus pada anak mencakup kemampuan anak dalam
menunjukkan dan menguasai gerakan-gerakan otot indah dalam bentuk koordinasi,
ketangkasan dan kecekatan dalam menggunakan tangan dan jari jemari. Guru dapat
membantu anak mengembangkan kemampuan motorik halusnya dengan memanfaatkan
beragam media. Pada sisi lain, kemampuan motorik halus juga menjadi jembatan
bagi anak untuk mengembangkan aspek kecerdasan jamak terkait dengan kecerdasan
kinestetik tubuh yang mencakup kemampuan anak dalam kepekaan dan keterampilan
dalam mengontrol dan mengordinasi gerakan-gerakan tubuh serta terampil dalam
menggunakan peralatan-peralatan tertentu yang dimanfaatkan anak dalam aktivitas
bermainnya. Dan secara aspek sosial tentunya kematangan kemampuan motorik halus
anak membantu mereka menanamkan citra diri yang positif dalam bentuk
kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya.
Bagi sebagian anak, awal masuk kelas
satu sekolah dasar merupakan peristiwa penting bagi anak. Dengan masuknya anaak
kesekolah dasar akan membawa akibat pada perubahan besar dalam pola
kehidupannya, seperti perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku.
1. Keadan berat dan tinggi badan anak
usia sekolah (usia 6 hingga 10 tahun)
Pada masa ini peningkatan berat badan
anak lebih banyak daripada panjang badannya. Kaki dan tangan menjadi lebih
panjang, dada dan panggul lebih besar. Peningkatan berat baadan anak selama
masa ini terjadi terutama karena bertambahnya ukuran sistm rangka dan otot, serta
ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama, masa dan kekuatan otot-otot
secara berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi (baby fat) berkurang.
Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan dan latihan
(olahraga). Karena perbedaan jumlah sel-sel otot, maka umumnya anak laki-laki
lebih kuat dari pada anak perempuan (Santrock, 1995).
2. Masa Pubertas (usia 10 hingga 14
tahun)
Pada akhir usia sekolah anak segera
memasuki masa yang disebut dengan “pubertas”, yakni masa awal terjadinya
pematangan seksual. Sulit membedakan antara masa puber dengan masa remaja
karena, masa puber adalah bagian dari masa remaja dan pubertas sering dijadikan
pertanda awal seseorang memasuki masa remaja.
Waktu datangnya masa
pubertas tidak dapat diketahui secara pasti. Ada anak-anak yang memulai masa pubertasnya
pada usia yang lebih awal dan ada pula yang belakangan. Biasanya, anak
perempuan memasuki masa pubertas lebih awal 2 tahun dibandingkan anak
laki-laki. Menurut sejumlah ahli perkembangan pada anak perempuan pubertas
terjadi sekitar usia 10 tahun, sedangkan pada anak laki-laki terjadi pada usia
sekitar 12 tahun.
3. Perubahan fisik
Pada masa pubertas terjadi perubahan
fisik secara dramatis atau apa yang disebut dengan (growth spurt) yaitu
percepatan pertumbuhan, dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan
diseluruh bagian dan dimensi fisik (Zigler & Stevenson, 1993), baik
pertambahan berat dan tinggi badan, perubahan dalam proporsi dan bentuk tubuh,
maupun pencapaian kematangan seksual (Papalia, Old & Feldman, 2008).
4. Proporsi Tubuh
Seiring dengan pertambahan tinggi dan
berat badan, percepatan pertumbuhan selama masa pubertas juga terjadi pada
proporsi tubuh. Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya teralalu kecil,
pada masa pubertas menjadi terlalu besar. Hal ini terlihat jelas pada
pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi tidak proporsional. Perubahan
proporsi tubuh yang tidak seimbang ini menyebabkan anak merasa kaku dan
canggung, serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi dengan tangan
dan kakinya.
5. Kematangan Seksual
Kematangan seksual merupakan suatu
rangkaian dari perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas, yang
ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer (primary sex
characteristics) dan ciri-ciri seks sekunder (secondary sex characteristics).
a. Perubahan Ciri-Ciri Seks Primer
Ciri-ciri seks primer menunjuk pada
organ tubuh yang secara langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Sekitar
usia 12 tahun anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami penyemburan air mani
(ejaculation of semen) mereka ynag pertama atau yang dikenal juga dengan
istilah “mimpi basah”. Sementara itu, pada anak perempuan perubahan ciri-ciri
seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi, yang disebut dengan menarche,
yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang gadis.
b. Perubahan Ciri-Ciri Seks Sekunder
Ciri-ciri seks sekunder adalah
tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi,
tetapi merupakan tanda-tanda yang membedakan laki-laki dan perempuan. Seperti
tumbuhnya jakun, kumis dan dada melebar pada laki-laki. Sedangkan pada
perempuan terlihatnya payudara dan panggul yang membesar.
6. Perkembangan Motorik Anak Usia Sekolah
Dasar
Pada usia sekolah, perkembangan motorik
anak lebih halus, lebih sempurna, dan terkoordinasi dengan baik, seiring dengan
bertambahnya berat dan kekuatan badan anak. Pada usia 10 hingga 12 tahun,
anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan-keterampilan manipulatif menyerupai
kemampuan-kemampuan orang dewasa.
7. Masa Pubertas
Ketika anak memasuki masa pubertas,
sebenarnya ia telah memiliki kemampuan motorik dasar, baik motorik kasar maupun
motorik halus sebagai modal utama dalam mengikuti berbagai aktivitas disekolah.
Pada masa pubertas kekuatan otot anak akan berlipat ganda seiring dengan
semakin banyaknya jumlah sel-sel otot baru yang dibentuk jumlahnya lebih banyak
dari pada anak perempuan, sehingga tidak heran kalau anak laki-laki biasanya
lebih kuat dibandingkan dengan anak perempuan.
C. Isu-Isu dalam Perkembangan Fisik: Nature dan Nurture
Nature dan nurture merupakan isu dasar
yang menjadi perdebatan sengit dalam psikologi perkembangan. Nature (alam,
sifat dasar) dapat di artikan sebagai sifat khas seseorang yang dibawa sejak
kecil atau yang diwarisi sebagai sifat pembawaan. Sedangkan Nurture
(pemeliharaan, pengasuhan) dapat diartikan sebagai factor-faktor lingkungan
yang mempengaruhi individu sejak dari masa pembuahan sampai selanjutnya
(Chaplin, 2002).
Dalam sejarah psikologi perkembangan,
isu nature dan nurture ini telah menjadi perdebatan sejak lama. Namun
belakangan ini para ahli psikologi perkembangan, seperti D.O.Hebb (1949),
D.Lehrman (1953) dan T.C. Scheneirla (1957), mulai memandang bahwa pembahasan
mengenai seberapa jauh pentingnya peranan nature (keturunan) dan nurture
(lingkungan) terhadap perkembangan sebagai sesuatu yang tidak penting lagi
untuk dilakukan.
1. Dasar-dasar Genetik Perkembangan Fisik
Secara umum manusia satu dengan lainnya
mempunyai variasi, yang sangat berbeda-beda di dalam genetik. Anggota keluarga
bias mirip, tetapi orang yang tidak mempunyai hubungan darah akan
memperlihatkan ciri yang berbeda. Penentuan sifat bawaan mempengaruhi
perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu: Faktor keturunan membatasi
sejauh mana individu dapat berkembang dan sifat bawaan sepenuhnya merupakan
masalah kebetulan.
2. Interaksi Hereditas dan Lingkungan
dalam Perkembangan Fisik
Menurut Santrock (1996), para ahli
genetika perilaku menyebutkan tiga cara hereditas dan lingkungan dalam
berinteraksi:
a.
Passive genotype-environment
interaction, yakni interaksi genotype dan lingkungan secara pasif.
b.
Evocative genotype-environment
interaction, yakni interaksi genotype dan lingkungan secara evokatif.
c.
Active genotype-environment
interaction, yakni interaksi genotype dan lingkungan secara aktif.
D. Implikasi Genetik dan Lingkungan terhadap Pendidikan
McDevitt & Ormrod (2002)
merekomendasikan beberapa hal penting yang perlu dilakukan guru dalam menyikapi
pengaruh genetic dan lingkungan bagi perkembangan anak, yaitu:
- Memahami dan menghargai perbedaaan-perbedaan individual anak.
- Menyadari bahwa sebenarnya factor lingkungan mempengaruhi setiap aspek perkembangan.
- Mendorong siswa menentukan pilihan-pilihan sendiri untuk meningkatkan pertumbuhan.
E. Perkembangan Otak
Perkembangan otak merupakan salah satu
aspek perkembangan fisik peserta didik yang sangat penting dipelajari dan
dipahami oleh orangtua, guru atau calon guru. Otak adalah sebuah system
biologis manusia yang sengaja diciptakan Allah Swt untuk mengindra dunia
sekaligus memberikan berbagai tanggapan terhadapnya.
Perkembangan otak mulai terjadi sejak masa parental, yakni kira-kira
25 hari setelah konsepsi. Pada masa awal perkembangan ini otak terlihat baru
seperti sebuah tabung yang tidak rata dan sangat halus. Sekitar usia 5 hingga
20 minggu dari perkembangan janin dalam kandungan, bagian dalam dari
ruang-ruang otak ini mulai memproduksi sel-sel neuron. Jumlah sel-sel neuron
ini akan semakin banyak seiring dengan terbentuknya hubungan-hubungan baru
akibat dari masuknya informasi ke dalam otak.
Ketika dilahirkan otak bayi memiliki
10 miliar neuron. Neuron-neuron ini kemudian membentuk ribuan sambungan antar
neuron yang disebut dendrite dan akson yang berbentuk memanjang. Dendrit ini
mengalami perubahan yang dramatis sejak saat lahir hingga bayi berusia 2 tahun.
Pada dua bulan pertama sejak kelahiran bayi, dendrit sudah mencapai 500 sampai
1000 triliun. Ketika anak-anak mencapai usia 3 tahun, ukuran otaknya adala tiga
perempat otak orang dewasa. Pada usia 5 atau 6 hingga 7 tahun, ukuran otak anak
telah mencapai dua pertiga otak orang dewasa, tetapi memiliki 5-7 kali lebih
banyak sambungan antar neuron daripada otak anak usia 18 bulan atau orang
dewasa. Sampai usia 8 tahun, ukuran otak anak sudah dapat dikatakan sempurna,
tetapi cara kerjanya secara terperinci didalam otak masih memerlukan waktu
untuk berkembang penuh. Pada usia sekolah dan remaja, perkembangan otak banyak
terjadi pada wilayah korteks, sauatu wilayah otak dimana anak dapat mengontrol
tingkah lakunya sendiri.
F. Implikasi Perkembangan Otak terhadap Pendidikan
Otak anak mempunayi kemampuan besar
untuk menyusun ribuan sambungan antarneuron. Namun, kemampuan itu berhenti pada
usia 10-11 tahun jika tidak dikembangkan dan digunakan. Seiring dengan
bertambahnya usia anak, proses pembelajaran seharusnya lebih mendorong anak
untuk mencari dan meneliti apa yang dikehendakinya. Pembelajaran seperti ini
akan mendorong anak untuk berpikir mengamati, merenungkan dan menemukan secara
kreatif. Sebaliknya, proses pembelajaran harus jauh dari upaya menjejalkan
pengetahuaN kedalam otak anak. Penjejalan pengetahuan secara berlebih akan
mengganggu pemahaman dan melelahkan otak anak.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan fisik anak adalah perkembangan yang meliputi
perubahan-perubahan dalam tubuh dan perubahan cara-cara individu dalam
menggunakan tubuhnya serta perubahan dalam kemampuan fisik.
Menurut Hurlock perkembangan fisik anak dibagi menjadi 4 aspek yaitu
sistem syaraf, otot-otot, kelenjar endokrin dan struktur tubuh. Setiap anak
perkembangan fisiknya berbeda-beda. Ada
yang perkembangannya cepat ada juga yang perkembangannya lambat.
Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik ada dua yaitu
dari faktor keturunan dan faktor lingkungan. Perkembangan otak mulai terjadi
sejak masa parental, yakni kira-kira 25 hari setelah konsepsi. Pada masa awal
perkembangan ini otak terlihat baru seperti sebuah tabung yang tidak rata dan
sangat halus.
Sampai usia 8 tahun, ukuran otak anak sudah dapat dikatakan
sempurna, tetapi cara kerjanya secara terperinci didalam otak masih memerlukan
waktu untuk berkembang penuh.
DAFTAR
PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Batusangkar
: Rosda
Hurlock, Elisabeth
B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta
: Erlangga
Santrock. John
W.2007. Perkembangan anak. Jakarta
: Erlangga
dosen : dirgantara wicaksono
matkul : pembelajaran pkn di sd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar