KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga kami selaku tim penyusun diberi kekuatan dan kemampuan dalam
menyelesaikan makalah yang bertema “ Model Pembelajaran Berbentuk
Sarang/Kumpulan (Nested)”
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah tematik kelas lanjut
di Sekolah Dasar.
Semoga amal baik yang
telah diberikan oleh semua pihak mendapatkan imbalan pahala dari Allah SWT.
Kami berharap semoga apa yang ditulis dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Makalah ini
masih sangatlah jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian agar makalah ini lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 31 Maret 2015
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
2.1. Latar Belakang
Masalah.................................................................. 3
2.2.
Rumusan Masalah................................................................... …… 4
2.3.
Tujuan
............................................................................................. 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian
Model Pembelajaran Berbentuk
Sarang/Kumpulan (Nested)
2.2.
Karakteristik model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan
(Nested
2.3.
Langkah – langkah model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan
(Nested)
2.4 Kelebihan model pembelajaran bentuk
sarang/kumpulan (Nested)
2.5 Kelemahan model pembelajaran
bentuk sarang/kumpulan (Nested)
2.6 Penerapan model
pembelajaran bentuk sarang/kumpulan (nested)
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan........................................................................................... 9
3.2. Saran................................................................................................. 9
3.3. DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Model
pembelajaran terpadu pada dasarnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif menggali dan
menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik bermakna dan
otentik.
Cara
pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap
kebermaknaan pengalaman bagi siswa. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan
kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembalajaran lebih efektif.
Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang studi yang relevan akan
membentuk skema, sehingga anak akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan. Perolehan kebutuhan belajar, pengetahuan, serta kebutuhan
pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui
pembelajaran terpadu (William, 1976:116). Pembelajaran terpadu sangat
diperlukan di sekolah dasar, karena pada jenjang ini siswa menghayati
pengalamannya masih secara totalitas serta masih sulit menghadapi pemilihan
yang artificial (Richmond, 1977:31; Joni, 1996:1).
Pembelajaran
terpadu merupakan pendekatan yang menginput beberapa mata pelajaran yang
terkait secara harmonis untuk memperbaiki pengalaman belajar yang bermakna
kepada siswa. Pembelajaran ini merupakan model
yang mencoba untuk memadukan beberapa pokok bahasan (Beane, 1995 : 615).
Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu,
aspek materi belajar dan aspek kegiatan belajar mengajar.
Ditinjau
dari cara memadukan konsep, ketrampilan, topik, dan unit tematiknya menurut
seorang ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) terdapat 10 model merencanakan
pembelajaran terpadu yang salah satunya adalah Model pembelajaran
berbentuk sarang/kumpulan (Nested).
1.2.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari Model Berbentuk Sarang/Kumpulan (Nested)?
2. Bagaimana
karakteristik model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan (Nested)?
3. Bagaimana langkah
– langkah model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan (Nested)
4.
Apa kelemahan model pembelajaran
berbentuk sarang/kumpulan (Nested)?
5.
Apa kelebihan model
pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan (Nested)?
6.
Bagaimana penerapan model pembelajaran
berbentuk sarang/kumpulan (Nested)?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari model
pembelajaran berbentuk
sarang/kumpulan (Nested)
2. Mengetahui
karakteristik model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan (Nested)
3. Mengetahui langkah – langkah model
pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan (Nested)
4. Mengetahui
dan memahami kelemahan model pembelajaran berbentuk sarang/kumpulan
(Nested)
5. Mengetahui dan memahami
kelebihan model pembelajaran berbentuk
sarang/kumpulan (Nested)
6. Mengetahui penerapan model pembelajaran
berbentuk sarang/kumpulan (Nested)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Model Pembelajaran Berbentuk Sarang/Kumpulan (Nested)
Model Sarang (Nested) adalah
model pembelajaran terpadu yang target utamanya adalah materi pelajaran yang
dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya
memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan
proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa
aspek pada kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. model ini
dapat digunakan bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu
materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan
menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga
cakupan tersebut akan lebih mudah mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap
melalui aktivitas yang telah terstruktur.
Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan
berfikir (thingking skill), keterampilan social (social skill),
dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) Fogarty (1991: 23),
Menurut ( Udin Syaefudin Sa’ud, 2006 : 32 ) model Nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep
ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya pada satuan jam
tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman tata
bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dengan saran pembuahan ketrampilan dalam
mengembangkan daya imajinasi, daya berpikir logis, menentukan cirri bentuk dan
makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi. Pembelajaran
berbagai bentuk penguasaan konsep dan ketrampilan tersebut keseluruhanya tidak
harus dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Ketrampilan dalam mengembangkan
daya imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk
ketrampilan yang tergarap saat siswa memakai kata-kata, membuat ungkapan dan
mengarang puisi. Tanda terkuasainya ketrampilan tersebut dalam hal ini
ditunjukan oleh kemampuana mereka dalam membuat ungkapan dan mengarang puisi.
2.2. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Tipe Nested (Tersarang)
Menurut Depdikbud (1996:3) pembelajaran terpadu sebagai suatu
proses mempunyai beberapa karakteristik atau cirri-ciri, yaitu
a. Holistic
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu
fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa
menjadi lebih arif dan bijaksana di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian
yang ada di depan mereka.
b. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti
yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar
konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak
kepada kebermaknaan dari materi yang dipelajari. Siswa mampu menerapkan
perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah yang muncul di dalam
kehidupannya.
c. Otentik
Pembelajaran terpadu juga memungkinkan siswa memahami secara
langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar
secara langsung.Mereka memahami dari hasil belajarnya sendiri, bukan sekedar
pemberitahuan guru.Informasi dan pengetauhuan yang diperoleh sifatnya menjadi lebih
otentik.Misalnya, hokum pemantulan cahaya diperoleh siswa melalui kegiatan
eksperimen. Guru lebih banyak bersifat sebagai fasilitator dan katalisator,
sedang siswa bertindak sebagai actor pencari informasi dan pengetahuan. Guru
memberikan bimbingan kearah mana yang dilalui dan memberikan fasilitas
seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut.
d. Aktif
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam
pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosianal guna
tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat,
dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
Disamping itu pembelajaran terpadu
menyajikan beberapa keterampilan dalam suatu proses pembelajaran. Selain
mempunyai sifat luwes, pembelajaran terpadu memberikan hasil yang dapat
berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
2.3. Langkah – langkah model pembelajaran berbentuk
sarang/kumpulan (nested)
Pada
dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested (tersarang) mengikuti
tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga
tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
1)
Tahap Perencanaan
a
Menentukan
jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipadukan.
Karakteristik mata pelajaran menjadi pijakan untuk kegiatan awal. Seperti
contoh yang diberikan Fogary (1991:28) untuk jenis mata pelajaran sosial dan
bahasa dapt dipadukan keterampilan berpikir dengan keterampilan sosial.
Sedangkan untuk mata pelajaran sains dan matematika dapat dipadukan
keterampilan berpikir dan keterampilan mengorganisir.
b
Memilih
kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator.
Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub keterampilan dari
masing-masing keterampilan yang dapat diintegrasikan dalam suatu unit
pembelajaran.
c
Menentukan
sub keterampilan yang dipadukan
Secara umum katerampilan-keterampilan yang harus dikuasai ada tiga, yaitu:
(1) keterampilan berpikir, (2) keterampilan sosial, dan (3) keterampilan
mengorganisasi.
d
Merumuskan
tujuan pembelajaran khusus (indikator)
Berdasarkan kompetensi dasar dan sub kterampilan yang telah dipilih dirumuskan
tujuan pembelajaran khusus (indikator). Setiap indikator dirumuskan berdasarkan
kaidah penulisan tujuan pembelajaran khusus (indicator) yang meliputi; audience,
baehaviour, condition dan degree.
e
Menentukan
langkah-langkah pembelajaran
Langkah ini
diperlukan sebagai strategi guru untuk mengintegrasikan setiap sub keterampilan
yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
2) Tahap
Pelaksanaan
Dalam Depdiknas (1996:6), prinsip-prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu,
meliputi :
a Guru
hendaknya tidak menjadi single actor yang mendominasi dalam kegiatan
pembelajaran. Peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran memungkinkan
siswa menjadi pelajar mandiri
b Pemberian
tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerja sama kelompok
c Guru perlu
akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam
proses perencanaan.
Tahap
pelaksanaan pembelajaran mengikuti skenario langkah-langkah pembelajaran,
menurut Muchlas (2002:7), tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk
suatu topic dalam pembelajaran terpadu. Artinya dalam satu tatap muka dipadukan
beberapa model pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus memahami model-model
pebelajaran terpadu dengan baik.
3) Tahap
Evaluasi
Tahap
evaluasi dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaaluasi hasil
pembelajaran. Tahap evaluasi menurut Depdiknas (1996:6) hendaknya memperhatikan
prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
a Memberi kesempatan
kepada siswa untuk melakukan evaluasi diri di samping bentuk evaluasi lainnya
b Guru perlu
mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai
berdasarkan criteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai.
2.4. Kelebihan model pembelajaran berbentuk
sarang/kumpoulan (Nested)
kemampuan siswa lebih diperkaya lagi
karena selain memperdalam materi juga aspek keterampilan seperti berfikir dan
mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang berguna
kelak untuk kehidupan siswa mendatang.
a.
Guru dapat memadukan beberapa ketrampilan sekaligus dalam
pembelajaran satu mata pelajaran.
b.
Pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan
menjaring dan mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa.
c.
Pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan
memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berfikir, keterampilan sosial dan ide
lain yang ditemukan
d.
Memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu
saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan
kurikulum secara luas.
2.5. Kelemahan model pembelajaran berbentuk
sarang/kumpulan (Nested)
Kelemahan model ini adalah dalam hal
perencanaan, jika dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan
beberapa materi dan aspek keterampilan dapat mengacaukan pola pikir siswa. Pada
mulanya tujuan utama pengajaran adalah penekanan pada materi, tetapi akhirnya
bergeser prioritasnya pada keterampilan. Model nested ini muncul dari
kealamiahannya. Dengan mengumpulkan dua, tiga, atau empat target belajar dalam
satu latihan mungkin membingungkan siswa jika pengumpulan ini tidak dilakukan
secara hati-hati.Prioritas konseptual dari latihan mungkin menjadi tidak jelas
karena siswa diarahkan untuk melakukan banyak tugas belajar pada waktu yang
bersamaan. Model nested ini sangat cocok digunakan guru yang mencoba menanamkan
keterampilan berpikir dan keterampilan kooperatif dalam latihan-latihan mereka.
Menjaga tujuan isi tetap pada tempatnya, sementara menambahkan fokus berpikir
dan keterampilan sosial, akan meningkatkan pengalaman belajar secara
keseluruhan.
2.6. Penerapan model
pembelajaran bentuk sarang/kumpulan (nested) dalam proses pembelajaran
Model nested di sekolah dasar dapat
diterapkan khususnya di kelas tinggi, yang sudah pasti semuanya disesuaikan
dengan tingkat perkembangan pemahaman siswa. Dalam implementasinya, diawali
dengan menentukan konten yang ingin dicapai dalam satu mata pelajaran dan jenis
keterampilan yang dipadukan. Dengan menggunakan pokok bahasan / sub pokok
bahasan sebagai bingkai untuk menyarang keterampilan, konsep dan perilaku yang
diharapkan tercapai.
Kemudian menentukan
keterampilan-keterampilan lain yang akan dikembangkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Setelah hal ini dilakukan maka ditentukan langkah-langkah
pembelajaran yang diperlukan sebagai strategi pembelajaran dengan
mengintegrasikan setiap keterampilan yang akan dikembangkan. Oleh karena itu,
guru harus menyusun langkah-langkah pembelajaran secara sistematis sehingga
pembelajaran terpadu yang diterapkan tidak membingungkan peserta didik ketika
belajar di sekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
tipe nested (tersarang) adalah salah satu metode
pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan kurikulum di dalam satu disiplin
ilmu secara khusus meletakkan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan
belajar yang ingin dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanyadalam suatu unit
pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content).
Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berfikir (thingking
skill), keterampilan social (social skill), dan keterampilan
mengorganisir (organizing skill).
Metode atau pembelajaran ini digunakan dalam satu mata
pelajaran yang telah ditentukan terlebih dahulu. Namun pada dasarnya
langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe nested(tersarang) mengikuti
tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga
tahap, yaitu tahap perencanaaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi.
Pembelajaran terpadu menekankan keaktifan siswa dalam
pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual, maupun emosianal guna
tercapainya hasil belajar yang optimal dengan mempertimbangkan hasrat, minat,
dan kemampuan siswa sehingga mereka termotivasi untuk terus menerus belajar.
Dengan pembelajaran ini siswa dapat berfikir lebih kreatif,
karena guru hanya sebagai fasilitator maka murid dituntut untuk lebih aktif
dalam kegiatan pembelajarannya.
3.2.
Saran
Karena
makalah yang kami susun masih jauh dari sempurna , untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun, dari para pembaca sebagai bahan untuk
membentuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga
makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya
mahasiswa prodi PGSD
3.3. Daftar Pustaka
Forgaty R. 1991. The Mindful School: How to Integrate the
Curricula. Palatine, Illinois: IRI / Skylight Publising. Inc.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu: dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Trianto. 2012. Model
Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara
dosen : dirgantara wicaksono
matkul : pembelajaran pkn di sd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar