Minggu, 24 Mei 2015

PEMBELAJARAN TERPADU (FRAGMENTED)



BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Sekarang ini setiap satuan pendidikan secara bertahap harus melakukan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 19 tentang Standar Nasional Pendidikan ( SNP ). SNP adalah kreteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah Negara kesatuan Indonesia. PP no.19 memberikan arahan tentang delapan standar nasional pendidikan , meliputi (a) standar isi; (b) standar proses; (c) standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e) standar sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar pembiayaan; (h) sarana penilaian pendidikan.
Penjabaran standar-standar tersebut diatur dalam sejumlah peraturan pemerintah. Khusus mengenai standar isi, dalam PP no.19 tahun 2005, pasal 6;ayat (1) dinyatakan bahwa penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan, jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BNSP, standar isi mencakup hal-hal sebagai berikut :
1.      Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan.
2.      Beban belajar bagi peserta didik pada tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah.
3.      Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi.
4.      Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Dalam kerangka dasar dan struktur kurikulum khusus mengenai struktur kurikulum SD/MI, salah satunya ditentukan bahwa pembelajaran pada kelas I sampai kelas III dilaksanakan melalui pendektan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. Substansi mata pelajaran IPA SD/MI merupakan IPA terpadu. (BNSP, 2006).
Dengan dikeluarkannya berbagai peraturan pemerintah sejak tahun 2005 sampai 2007 mengenai pengelolaan penyelenggaraan pendidikan tersebut, maka dilapangan gurulah yang menjadi ujung tombak dalam pengimplementasiannya. Bagi guru SD yang mengajar kelas I s.d. III dalam melaksanakan pembelajarannya mengacu pada ketentuan yang dicantumkan dalam rangka kurikulum yang dinyatakan :“bahwa pembelajaran di kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik”.
 Pendekatan tematik ini merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum terpadu. Pendekatan tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan tema sebagai isu sentral pembelajaran yang di dalamnya tercakup beberapa mata pelajaran yang dipadukan. Berdasarkan acuan tersebut, maka guru SD di kelas I-III, khususnya harus memahami  apa  itu  kurikulum  terpadu  dan  bagaimana implementasinya  dalam pembelajaran  di  kelas.

B.    Tujuan
Adapun tujuan dari kajian makalah ini adalah sebagai berikut :
1.        Mendeskripsikan hakikat kurikulum terpadu,
2.      Mendeskripsikan hakikat pembelajaran terpadu,
3.        Menyebutkan kelebihan dan keterbatasan pembelajaran terpadu,
4.        Mendeskripsikan  pembelajaran terpadu model Fragmented (terpisah)


BAB II
PEMBELAJARAN TERPADU (FRAGMENTED)


A.    Pengertian , Prinsip Dasar dan Ciri-ciri Pembelajaran Terpadu
Beberapa pengertian dari pembelajaran terpadu yang dikemukakan oleh beberapa orang pakar pembelajaran terpadu diantaranya :
1)        menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu (integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka. Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of interest).
2)        menurut Prabowo (2000 : 2), pembelajaran terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan / mengkaitkan berbagai bidang studi. Dan ada dua pengertian yang perlu dikemukakan untuk menghilangkan kerancuan dari pengertian pembelajaran terpadu di atas, yaitu konsep pembelajaran terpadu dan IPA terpadu.

Berikut ini dikemukakan pula  prinsip-prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu meliputi :
1)        prinsip penggalian tema
2)        prinsip pelaksanaan pembelajaran terpadu
3)        prinsip evaluasi
4)        prinsip reaksi

Hilda Karli (2003: 53) mengungkapkan bahwa: Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya:
1.        Berpusat pada anak (studend centerd).
2.        Memberi pengalaman langsung pada anak.
3.        Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas.
4.        Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu di amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
5.        Bermakna, artinya pengkajian suatu penomena dari berbagai macam aspek memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki siswa.
6.        Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sipatnya menjadi otentik.

B.    Pembelajaran Terpadu model Fragmented
Seperti halnya telah disebutkan oleh Fogarty bahwa dalam pembelajaran terpadu terdapat sepuluh model yang diantaranya adalah Fragmented ( terpisah), untuk mengetahui bagaimana katrakteristik model fragmented ini maka perlu dilakukan beberapa kajian sebagai berikut :
1.     Apakah pengertian model Fragmented ( terpisah)
Model Fragmented merupakan pengaturan kurikulum tradisional yang menentukan disiplin ilmu yang terpisah dan berbeda. Artinya model ini memisahkan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain baik waktu, pelaksaan pembelajaran meskipun pelajaran tersebut masih dalam inter disiplin ilmu. Biasanya, dalam bidang akademik utama seperti matematika, sains, seni bahasa dan ilmu sosial. Seni rupa dan seni tari mengambil subjek yang tersisa dari seni, musik dan pendidikan jasmani yang sering dianggap “ soft subjects” bila dibandingkan dengan “hard core” bidang akademik. Pengelompokan lain menggunakan kategori disiplin ilmu Humaniora, Ilmu Pengetahuan, Seni tari, dan seni rupa. Dalam standar kurikulum, area subyek ini diajarkan dalam isolasi, dengan tidak berusaha untuk menghubungkan atau mengintegrasikan mereka. Masing-masing dilihat sebagai entitas murni dalam dan dari dirinya sendiri. Meskipun mungkin ada tumpang tindih baik dalam ilmu-ilmu fisika dan kimia, hubungan antara keduanya secara implisit, tidak secara eksplisit, mendekati melalui kurikulum.

2.     Apa saja keuntungan pembelajaran dengan metode fragmented?
Piaget mengemukakan bahwa perkembangan intelektual  anak meliputi tahapan:
a)        sensori-motor
b)        pra operasional
c)        operasional konkrit
d)       operasi formal
Anak-anak usia ini (2-8 th) berada pada tahapan  pra operasional dan  konkrit, sehingga kalau kita merujuk pada teori ini, dalam praktik pembelajaran dikelas  hendaknya guru memperhatikan ciri-ciri perkembangan anak pada tahapan ini. Secara khusus pula para ahli psikologi pendidikan anak mengemukakan bahwa perkembangan anak usia dini bersifat holistik; perkembangan anak bersifat terpadu, di mana aspek perkembangan yang satu terkait erat dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lainnya. Perkembangan fisik tidak bisa dipisahkan dari perkembangan mental, sosial, dan emosional ataupun  ebaliknya, dan perkembangan itu akan terpadu dengan pengalaman kehidupan, dan lingkungannya.
Salah satu keuntungan dari model fragmented ini adalah kemurnian dari setiap disiplin ilmu, selain itu guru mempersiapkan dengan baik sebagai ahli dalam suatu bidang tertentu dan memiliki kewenangan menggali subyek mereka dengan baik luas dan mendalam Artinya, ketika suatu mata pelajaran disampaikan dengan pembelajaran terpadu menggunakan metode fragmented, materi atau konsep dari ilmu tersebut akan disampaikan secara jelas dan mendalam karena guru telah merencanakan dan mengusai materi secara mendalam. Selain itu model tradisional ini juga menyediakan sebuah zona kenyamanan bagi semua pihak karena mewakili norma. Ada nilai dalam memeriksa satu disiplin atau subjek sebagai entitas yang terpisah dan berbeda untuk mengungkap atribut kritis dari masing-masing bidang diskrit. Meskipun terpecah-pecah, model ini tidak memberikan pandangan yang  jelas dan terpisah dari disiplin ilmu. Para ahli dapat dengan mudah menyaring keluar prioritas bidang studi sendiri. Selain itu, dalam model ini siswa menyadari manfaat bekerja dengan seorang mentor.

3.     Apa saja kelemahan pembelajaran dengan metode fragmented?
Beberapa kelemahan dari model fragmented ini adalah pelajar diberikan tugas yang sangat berat untuk menghubungkan atau mengintegrasikan konsep yang dipelajari secara sendiri. Selain itu, overlap konsep, keterampilan dan sikap pelajar tidak diperhatikan dan proses pembelajaran pada situasi yang nyaman (roman) kemungkinan sedikit terjadi. Untuk pelajar yang kurang pengawasan dalam menghubungkan kedua konsep antar atau lintas disiplin ilmu adalah melihat beberapa penelitian terbaru pada proses pembelajaran sebagai pengalihan panggilan untuk penghubung yang jelas. Dalam disiplin ilmu berbasis model ini, siswa dapat dengan mudah terjebak dalam tugas atau pekerjaan yang berat. Meskipun setiap guru memberikan jumlah yang wajar, efek kumulatif dapat datang luar biasa bagi para siswa.


4.     Kapan model fragmented digunakan ?
Model Fragmented merupakan konfigurasi kurikulum yang bermanfaat bagi sekolah-sekolah besar dengan populasi beragam di mana tentu saja dengan berbagai fasilitas yang menyediakan suatu spektrum sehingga subyek dapat menargetkan kepentingan-kepentingan khusus. Hal ini paling berguna pada tingkat universitas di mana siswa melakukan pelaksanaan pembelajaran di jalur studi khusus yang memerlukan pengetahuan para ahli untuk mengajar, mentoring, pembinaan, dan berkolaborasi. Sebelum tingkat universitas, model ini membantu guru, dalam persiapan sehingga dapat lebih terfokus. Ini adalah model yang baik bagi para guru yang ingin meneliti dengan hati-hati prioritas kurikulum sebelum menggunakan model lintas departemen untuk perencanaan lintas disiplin.
Hal yang perlu diingat dari model fragmented ini adalah bahwa tidak ada usaha untuk menghubungkan antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lainnya. Dalam prakteknya model ini bisa terlihat dari cara guru mengajar dikelas yang mengelompokkan atau memisahkan pelajaran satu dengan yang lain. 


BAB III
KESIMPULAN


Pembelajaran  terpadu  dapat  dipandang  sebagai  suatu  pendekatan  dalam merancang  bentuk  aktivitas  belajar-mengajar. Secara  struktur  sama dengan program satuan pembelajaran untuk satu pokok bahasan/ materi pokok dalam silabus, hanya muatan materinya dan konteksnya berbeda, yaitu berasal dari beberapa pokok bahasan  untuk satu mata pelajaran  atau bahkan  antar pokok bahasan dari dua atau lebih mata pelajaran. Sesuai dengan Fogarty yang menyatakan kesepuluh model dalam pembelajaran terpadu, tentunya masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurang dalam implementasi dilapangan. Seperti model Fragmented dengan semua kelebihan dan kelemahannya, semua dapat dimaksimalkan dengan kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga meminimalkan semua kelemahan yang ada pada masing-masing model terutama pada model fragmented.

Pengertian Kurikulum Model Fragmented
Eureka Pendidikan. Kurikulum model fragmented disebut juga kurikulum mata pelajaran terpisah (Separated Subject Curriculum). Separate-subject curriculum  merupakan  kurikulum yang bahan pelajarannya disajikan dalam subject atau mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain.
Model fragmented (terpisah) merupakan suatu pendekatan belajar mengajar suatu mata pelajaran yang utuh tanpa mengaitkan dengan mata pelajaran lain. Seperti sebuah periskop, memandang satu arah, fokus pada setiap mata pelajaran.Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan makna/isi dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya(Fogarty, 1991: 4). Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum matapelajaran yang terpisah satu sama lainnya (separated subject curriculum) dimana mata pelajaran tersebut terpisah-pisah  dan kurang mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya (Abdullah, 2007:142).
Pendekatan  mata pelajaran bertitik tolak dari mata pelajaran (subject matter) seperti Ilmu Bumi, Sejarah, Ekonomi, Ilmu Biologi, Ilmu Kimia, Ilmu Alam, Ilmu Berhitung, Ilmu Aljabar, Menyanyi, Menggambar, Olahraga, Pekerjaan Tangan, dan sebagainya. Oleh karena masing-masing pelajaran berdiri sendiri dan tidak mempunyai hubungan maupun kaitan satu dengan lainnya, maka setiap pelajaran cenderung menganggap dirinya yang paling penting (Hamalik, 2013: 32).
Pada model fragmented antar pelajaran tidak memiliki hubungan atau dikaitkan satu sama lain. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran tampak sebagai suatu kesatuan dalam bidang studi itu sendiri, memiliki ranahnya masing-masing, dan tidak ada usaha untuk menyatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru (Fogarty, 1991:4).
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfy2r1EQiKw91IHHgIzsr814DRVrmTSfyHLPRf-t-VM6h1zoPrC4yn8es7PbnanHkilSv9NMm7sGziet2vkQRoK-nGfKvjiYwRU83-pBuKCsxRHuEQTyWuEnohtRqAXHQ3TTKGgLxy7j0/s1600/FRAGMENTED.jpg

Dalam standar kurikulum, wilayah-wilayah subjek (bidang kajian) diajarkan secara terpisah dengan tidak ada upaya untuk menghubungkan atau mengintegrasikan bidang kajian tersebut. Setiap bidang kajian dipandang sebagai entitas murni, berdiri sendiri, dan memiliki standar konten terpisah dan berbeda. Meskipun terdapat tumpang tindih antara fisika dan kimia, hubungan antara keduanya secara implisit, tidak eksplisit dan hubungan kajian tersebut  tidak  didekati melalui kurikulum (Fogarty, 1991:4). Pengorganisasian kurikulum ini telah dilaksanakan sejak lama hingga sekarang masih dipertahankan mulai dari SD sampai PT. Setiap mata pelajaran disusun secara terpisah satu sama lain dengan waktu yang dibatasi dan dipegang oleh guru baik oleh bidang studi maupun guru kelas (Dakir, 2004: 37).
Kurikulum mata pelajaran dapat menetapkan syarat minimum yang harus dikuasai anak sehingga peserta didik bisa naik kelas. Biasanya bahan  belajaran dan textbook merupakan alat dan sumber utama pelajaran (Abdullah, 2007: 142). Hal ini berarti dapat dilakukan penyeragaman materi atau bahan ajar dalam satu sekolah, bahkan satu negara.
Konsekuensi yang diterima dari penggunaan  kurikulum  model ini adalah  peserta didik harus semakin banyak mengambil mata pelajaran serta terjadi tumpang tindih konsep dari dua mata pelajaran atau lebih (Abdullah, 2007: 142).  Namun, melihat kenyataannya bahwa model ini telah digunakan dalam waktu yang sangat lama dan sampai sekarang masih digunakan, hal ini membuktikan bahwa hingga saat ini keuntungan yang ditawarkan model ini masih bisa menekan kekurangannnya.

Berdasarkan keterangan di atas, kurikulum dengan pendekatan fragmented (terpisah) merupakan kurikulum dimanabahan pelajaran disajikan dalam bentuk subject atau matapelajaran yang utuh tanpa ada keterkaitan dengan matapelajaran lain. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru dan waktu yang berbeda. Selain itu, memungkin juga dilakukan dalam ruang yang berbeda pula.


Keuntungan Kurikulum Model Fragmented

Keuntungan yang diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum model fragmented adalah esensi dari masing-masing ilmu dapat disampaikan secara murni. Selain itu,  guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya (Fogarty, 1991: 5). Oleh karenanya, guru mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
Selain keuntungan di atas, kurikulum model fragmented atau kurikulum separated subject juga memiliki keuntungan-keuntungan yang lainnya diantara lain adalah sebagai berikut.
  1. Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis. Tiap mata pelajaran mengandung sistematik tertentu.
  2. Organisasi kurikulum fragmented sederhana, mudah, direncanakan, dan dilaksanakan karena perubahan satu mata pelajaran tidak berpengaruh pada mata pelajaran lainnya.
  3. Kurikulum fragmented mudah dinilai. Kurikulum fragmented bertujuan untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan, pengertian, dan kecakapan-kecakapantertentu yang mudah dinilai dengan ujian atau tes. Adakalanya bahan pelajaran ditentukan dengan menetapkan buku-buku pelajaran yang harus dikuasai untuk suatu daerah, bahkan untuk seluruh negara, sehingga dapat diadakan ujian umum yang uniform di seluruh negara.
  4. Kurikulum fragmented  juga dipakai di perguruan tinggi. Jenjang pendidikan tertinggi adalah perguruan tinggi. Setiap perguruan tinggi menggunakan organisasi kurikulum yang bersifat mata pelajaran yang terpisah-pisah.
  5. Kurikulum fragmented telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi.
  6. Kurikulum fragmented lebih memudahkan guru. Sistem perkuliahan di perguruan tinggi menggunakan kurikulum ini sehingga guru cenderung nyaman apabila mengajar ilmu pengetahuan yang sudah dikuasai sebelumnya.
  7. Kurikulum fragmented mudah diubah. Perubahan kurikulum dicapai dengan cara menambah atau mengurangi jumlah, isi, atau jenis matapelajaran sesuai dengan permintaan zaman.
  8. Organisasi kurikulum yang sistematis seperti yang dimiliki oleh subject-curriculum esensial untuk menafsirkan pengalaman. Organisasi tersebut menghemat waktu dan tenaga (Nasution, 2003: 181).

Berdasarkan uraian di atas, model fragmented menjaga agar suatu mata pelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya tidak tercampuri dengan mata pelajaran yang lainnya. Oleh karena itu model fragmentedmenyiapkan seorang guru yang pakar atau ahli di bidang mata pelajaran yang diajarkan dan mampu mengajarkan, menggali, dan memahami materi tersebut secara luas dan mendalam. Keuntungan di atas juga memberi pengaruh besar sehingga model kurikulum  fragmented  banyak digunakan dan bertahan dalam waktu yang sangat lama.

Kerugian Kurikulum Model Fragmented

Meskipun kurikulum fragmented umum digunakan dimanapun serta telah bertahan bertahun-tahun, namun adapula kelemahan yang menyebabkan kerugian dalam penggunaan model kurikulum ini dilihat dari segipendidikan modern.

Kekurangan yang sangat menonjol dalam model fragmented tidak adanya penjelasan dalam keterkaitan konsep antar matapelajaran karena masing-masing matapelajaran seolah-olah terpisah satu sama lain. Selain itu, menyisakan beban kepada peserta didik untuk mengerahkan sumber dayanya sendiri dalam hal membuat koneksi dan mengintegrasikan konsep serupa (Fogarty, 1991: 6). Oleh karena itu, seakan terjadi konsep ganda dalam pembahasan konsep yang sama dilihat dari dua matapelajaran.

Keterangan di atas selaras dengan pendapat Nasution (2003: 185), bahwa kurikulum model fragmented atauseparate-subject memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Kurikulum fragmented memberikan mata pelajaran yang terpisah (tidak berhubungan satu sama lain). Hal ini bertentangan dengan situasi kehidupan nyata yang saling berhubungan satu sama lain.
  2. Kurikulum fragmented tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam praktiknya, kurikulum fragmented bertujuan menyampaikan sejumlah pengetahuan yang terdapat dalam buku-buku pelajaran yang ditentukan. Seringkali bahan pelajaran tersebut tidak berhubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dalam kehidupannya.
  3. Kurikulum fragmented menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampau dalam bentuk yang sistematis dan logis.
  4. Tujuan kurikulum fragmented terlampau terbatas. Kurikulum fragmented kurang memperhatikan pertumbuhan jasmaniah, perkembangan sosial, dan emosional karena memusatkan tujuannya pada perkembangan intelektual dengan kurang memperhatikan situasi-situasi nyata yang dihadapi peserta didik dalam kehidupan.
  5. Kurikulum fragmented kurang mengembangkan kemampuan berpikir karena mengutamakan penguasaan pengetahuan dengan jalan ulangan dan hafalan, serta kurang mengajak peserta didik untuk berpikir sendiri.
  6. Kurikulum fragmented cenderung menjadi statis dan ketinggalan zaman. Bahan pelajaran dalam kurikulum ini terutama didasarkan pada pengetahuan yang tercantum dalam buku. Adakalanya buku yang digunakan dari tahun ketahun tidak ada perubahan.


REFERENSI

Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktek. Jogyakarta: AR-RUZZ Media.
Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Fogarty, Robin. 1991. How to Integrate the Curricula. Illions: IRI/Skylight Publishing, Inc.
Hamalik,O. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2003. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.

Dosen : dirgantara wicaksono
matkul : pembelajaran pkn di sd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar