BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun
antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna
bagi peserta didik.
Jika dibandingkan dalam konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu
tampak lebih menekankan keterlibatan peserta didik dalam belajar, sehingga
peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran untuk pembuatan
keputusan. Setiap peserta didik memerlukan bekal pengetahuan dan kecakapan agar
dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh melalui pengalaman
belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat
mungkin memberikan bekal peserta didik dalam mencapai kecakapan untuk berkarya.
Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas dibanding
hanya sekedar keterampilan.
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit
tematisnya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah:
(1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6)
webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.
Kesepuluh cara ini di klasifikasikan kedalam 3 jenis, yakni pengintegrasian
kurikulum di dalam satu disiplin ilmu, pengintegrasian kurikum beberapa
disiplin ilmu, dan pengintegrasian kurikulum di dalam dan beberapa disiplin
ilmu.
Di dalam makalah ini dibahas mengenai pembelajaran terpadu model
connected yang merupakan pembelajaran yang menghubungkan satu konsep dengan
konsep lain, satu topik dengan topik lain, satu keterampilan dengan
keterampilan lain, tugas dilakukan pada satu hari dengan tugas yang dilakukan
pada hari berikutnya, bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu semester dengan
ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu bidang studi.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Model Pembelajaran
Keterhubungan (Connected)?
2. Apa saja Kelebihan Model
Pembelajaran Keterhubungan (Connected)?
3. Apa saja Kekurangan Model
Pembelajaran Keterhubungan (Connected)?
4. Bagaimana langkah-langkah sintaks
Model Pembelajaran Keterhubungan?
5. Bagaimana contoh aplikasi model
pembelajaran Keterhubungan (Connected) di SD?
C.
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian Model
Pembelajaran Keterhubungan (Connected)
2. Untuk mengetahui kelebihan Model
Pembelajaran Keterhubungan (Connected)
3. Untuk mengetahui kekurangan Model
Pembelajaran Keterhubungan (Connected)
4. Untuk mengetahui langkah-langkah
sintaks Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected)
5. Untuk mengetahui contoh aplikasi
Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected) di SD
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Model Keterhubungan (Connected)
Model
Keterhubungan ini lahir dari adanya gagasan bahwa sebenarnya dalam setiap mata
pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, konsep dengan
konsep dapat dikaitkan secara eksplisit. Satu mata pelajaran dapat memfokuskan
sub-sub yang saling berkaitan.
Pembelajaran
terpadu model keterhubungan (connected model) menurut Fogarty adalah : “model
focuses on making explicit connections with each subject area, connecting one
topic to the next, connecting one concept to another, connecting a skill to
relatied skill, connecting one day’s work to the next, or even one semester’s
ideas to the next”. Pengertian tersebut menunjukkankan bahwa fokus model
connected adalah pada keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar
topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan
tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari pada satu
semester dengan ide-ide yang dipelajari pada semester berikutnya dalam satu
bidang studi.
Model pembelajaran ini menyajikan hubungan yang
eksplisit di dalam suatu mata pelajaran yaitu menghubungkan satu topik dengan
topik yang lain, satu konsep ke konsep yang lain, satu keterampilan dengan
keterampilan yang lain, satu tugas ke satu tugas yang berikutnya.
Pada
pembelajaran model ini kunci utamanya adalah adanya satu usaha sadar untuk
menghubungkan bidang kajian dalam satu disiplin ilmu.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.
Bila kita memandang konsep koneksi ini, rincian dari satu disiplin ilmu terfokus kepada bagian-bagian yang sebenarnya saling berhubungan. Sehingga akan terjadi serangkaian materi satu menjadi prasarat materi berikutnya atau satu materi mendukung materi berikutnya, atau materi satu menjadi prasarat atau berhubungan sehingga apa yang dipelajari menjadikan belajar yang bermakna. Sebagai catatan kaitan antar konsep, topik, atau tema terjadi hanya pada satu mata pelajaran.
Agar lebih memahami model ini, perhatikanlah gambar di
bawah ini.

Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara
sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain,
satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keteramilan yag
lain, tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada
hari berikutnya, bahkna ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya
dalam satu bidang studi.
B.
Kelebihan Model
Keterhubungan (Connected)
Kelebihan dari model
pembelajaran ini adalah peserta didik memperoleh gambaran secara menyeluruh
tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena
konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus.
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan peserta didik, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor peserta didik yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).Contoh:
Secara umum proses pembelajaran sebagai suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input, instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw input terdiri dari guru dan peserta didik, maksudnya kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun pengalaman mengajar guru. Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan faktor peserta didik yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran. Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru mengembangkan model pembelajaran. Dalam enviromental input, lingkungan yang berpengaruh pada kegiatan pembelajaran adalah ketersediaan sarana prasarana dan dukungan dari masyarakat baik moral maupun material (Nurrudin Hidayat, 2009:18).Contoh:
·
Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika
tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
·
Guru menghubungkan
konsep pecahan dengan desimal, dan pecahan dengan uang, tingkatan, pembagian,
rasio, dan sebagainya dari pemaduan pembelajaran.
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected)
adalah sebagai berikut : 1.Bagi Guru
a. Guru dapat
melihat gambaran yg menyeluh dan kemampuan atau indikator yg digabungkan
sehingga kegiatan siswa lebih terarah untuk mencapai kemampuan tersebut.
b. Guru dapat
menghubungkan ide-ide dlm satu disiplin ilmu.
1.Bagi Siswa
a. Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam
satu bidang studi adalah peserta didik memperoleh gambaran yang luas
sebagaimana suatu bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
b. Peserta didik dapat mengembangkan
konsep-konsep kunci secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
c. Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang
studi sangat memungkinkan bagi peserta didik untuk mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus
menerus sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide dalam
memecahkan masalah.
d. Adanya hubungan antar ide-ide dalam satu
mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari
konsep yang dijelaskan dan peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan
pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Hadisubroto, dalam Trianto mengemukakan keunggulan model
keterhubungan (connected). Keunggulan dari model ini adalah :
1. Dengan adanya
hubungan atau kaitan antara gagasan di dalam satu bidang studi, peserta
didik-peserta didik mempunyai gambaran yang lebih komprehensif dari beberapa
aspek tertentu mereka pelajari secara lebih mendalam
2. Konsep-konsep
kunci dikembangkan dengan waktu yang cukup sehingga lebih dapat dicerna oleh
peserta didik.
3. Kaitan-kaitan
dengan sejumlah sasaran di dalam satu bidang studi memungkinkan peserta didik
untuk dapat mengkonseptualisasi kembali dan megasimilasi gagasan secara
bertahap
4. Pembelajaran
terpadu model keterhubungan tidak mengganggu kurikulum yang sedang berlaku.
C.
Kekurangan Model Keterhubungan (Connected)
Di samping
mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga mempunyai kekurangan sebagai
berikut :
1.
Bagi Guru
a.
tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga
isi dari pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep serta
ide-ide antar bidang studi,
b.
memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha
untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi terabaikan.
c.
model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh
karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
2.
Bagi Siswa
a. Bagi siswa yang
mempunyai kemampuan yang rendah, maka akan sedikit
kesulitan dalam mengkaji,
mengkonseptualisasi, memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus
menerus.
b. Dalam mengolah
suatu pengetahuan, tidak jarang siswa merasa kesulitan
untuk memadukan topik-topik,
konsep-konsep, maupun ide-ide dalam satu mata pelajaran, walaupun guru sudah
berusaha memadukannya sesuai dengan karakteristik disiplin ilmu.
D.
Langkah-Langkah (Sintaks) Pembelajaran Terpadu Model
Keterhubungan (Connected)
Model ini
digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru merasa percaya diri mencari
keterhubungan dalam mata pelajaran mereka (jika guru bidang studi). Mereka
menjadi mau mengadaptasikan hubungan ide-ide dalam mata pelajaran yang
menyeberang. Pembuatan keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam
pertemuan guru (departement meeting) dalam hal ini dalam kegiatan Kelompok
Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi lebih famillier. Guru dapat memulai model
ini sebelum memasuki keterpaduan yang lebih kompleks.
Pada dasarnya
langkah-langkah pembelajaran terpadu model keterhubungan mengikuti tahap-tahap
pembelajaran yang sudah biasa, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan
tahap evaluasi. Oleh karena itu, sintaks model pembelajaran ini bisa direduksi
dari berbagai model pembelajaran. Dengan demikian, sintaks pembelajaran terpadu
bersifat fleksibel dan luwes. Karena dalam pembelajaran terpadu, sintaksnya
dapat diakomodasi dari berbagai model pembelajaran.
1. Tahap Perencanaan :
a. menentukan tujuan pembelajaran umum
b. menentukan tujuan pembelajaran
khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :
a. menyampaikan konsep pendukung yang
harus dikuasai siswa (materi prasyarat)
b. menyampaikan konsep-konsep yang
hendak dikuasai oleh siswa
c. menyampaikan keterampilan proses
yang dapat dikembangkan
d. menyampaikan alat dan bahan yang akan
digunakan / dibutuhkan
e. menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a. pengelolaan kelas; dengan membagi
kelas kedalam beberapa
kelompok
b. kegiatan proses
c. kegiatan pencatatan data
d. diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
a. evaluasi proses , berupa :
·
ketepatan hasil pengamatan
·
ketepatan dalam penyusunan alat dan
bahan
·
ketepatan siswa saat menganalisis data
b. evaluasi produk :
·
penguasaan siswa terhadap konsep-konsep / materi sesuai
dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
·
evaluasi psikomotor : kemampuan penguasaan siswa terhadap
penggunaan alat ukur.
E.
Contoh
Aplikasi Model Keterhubungan dalam Pembelajaran di SD
Implementasi
pembelajaran terpadu model Connected dikembangkan dalam bahasa dan sastra
Indonesia secara terpadu di Sekolah Dasar.Di dalam pembelajaran bahasa dan
sastra secara terpadu, yaitu pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi
aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek
membaca dan aspek menulis dipayungkan kepada pembelajaran apresiasi sastra.
Berikut contoh pembelajaran dengan menggunakan model keterhubungan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 13
Pelajaran 4
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester: IV / 2
Waktu
: 2 x 35 menit
Tema
: Pendidikan
_______________________________________________________________
I. STANDAR
KOMPETENSI:
5.Mendengarkan pembacaan pantun.
5. Menirukan pembacaan pantun.
5. Menulis pantun anak yang dibacakan guru.
5. Membacakan kembali pantun yang telah ditulis.
II. KOMPETENSI DASAR:
5.1 Mendengarkan pantun anak yang dibacakan guru.
5.2 Menirukan pembacaan pantun anak dengan
lafal dan intonasi yang tepat.
5.3 Menulis pantun yang telah dibacakan guru.
5.4 Membacakan kembali pantun yang telah ditulis.
III. INDIKATOR:
Mendengarkan pembacaan pantun.
Menirukan pantun yang dibacakan oleh guru.
Menulis kembali panatun yang dibacakan guru.
Menjawab pertanyaan.
Menjelaskan isi pantun yang dibacakan guru.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Siswa dapat mendengarkan pembacaan pantun yang
disampaikan oleh guru.
Siswa dapat menirukan pembacaan pantun dengan lafal dan
intonasi yang tepat.
· Siswa dapat menulispantun anak yang
dibacakan guru.
V. MATERI:
* Pantun anak.
VI. METODE PEMBELAJARAN:
Ceramah
Diskusi
Pemberian tugas
Demontrasi
VII. KEGIATAN PEMBELAJARAN:
A.
Pendahuluan
Guru meminta siswa membuka buku
Bina Bahasa Indonesia 4b halaman 46.
Guru meminta siswa mendengarkan pantun yang
akan dibacakannya. Sambil
mendengarkan siswa diminta mencatat ke dalam buku tugasnya.
1. Ada kancil di luar pagar
Berbinar-binar mencari
mangsa
Ketika kecil malas
belajar
Sudah besar pasti
sengsara
2. Kalau kamu pergi ke pasar
Jangan lupa membeli cabai
Kalau kamu rajin belajar
Cita-cita pasti tercapai
3.
Satu dua tiga dan empat
Lima enam tujuh delapan
Tuntutlah ilmu sampai kaudapat
Sudah tua menyesal jangan
|
B.
Inti
·
Siswa menirukan guru pantun yang
dibacakan guru.
·
Sambil mendengarkan, siswa mencatat
pantun yang di dalam buku tugasnya.
·
Siswa membacakan pantun yang didengarnya
sesuai dengan yang tercatat di buku tugas.
Teman-teman lain menilai pantun yang dibacakan teman.
·
Guru menugaskan siswa menjawab
pertanyaan yang terdapat pada buku Bina Bahasa Indonesia 4b halaman 46.
C. Penutup
Pada akhir
kegiatan, siswa menjelaskan isi pantun 1, 2, dan 3 didepan kelas. Jika, ada
perbedaan siswa diminta membicarakan dengan sesama teman.
VIII. ALAT DAN
SUMBER:
·
Standar isi
·
Bina Bahasa Indonesia 4b
·
Kumpulan pantun anak.
IX.PENILAIAN:
·
Unjuk kerja
·
Produk
Pengamatan
________________________________________________________________
Catatan /
Saran:
.......................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
________________________________________________________________
Kepala
Sekolah,
Guru Kelas IV,
___________________
_______________
NIP.
NIP.
.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Salah satu
model pembelajaran terpadu yang dapat diterapkan pada kelas tinggi adalah model
connected. Proses pembelajaran terpadu model connected dapat dijadikan salah
satu alterntif pada pembelajaran IPS dikelas tiggi. pembelajaran terpadu
yang paling sederhana adalah model keterhubungan. kaitan dalam mdel connected
dapat diadakan secara spontan atau direncanakan terlebih dahulu.dengan kaitan
yang bermakna ini berarti pembelajaran akan lebih efektif. Dengan menerapkan
pembelajarn terpadu model connected akan dapat meninkatkan efisiensi waktu pembelajaran,selain
itu proses pembelajaran terpadu model connected akan memotivasi guru untuk
lebih kreatif, karena respon dari siswa yang penuh kreasi dan bervariasi.
Selain itu, guru akan melakukan inovasi-inovasi dalam pengembangan pembelajaran
selanjutnya.
B. Saran
Dari kesimpulan
diatas penulis menyarankan agar guru, melaksanakan pembelajaran terpadu dalam
berbagai mata pelajaran baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi. Model pembelajaran Connected ini sangat cocok sebagai
langkah awal belajar menggunakan Pembelajaran Terpadu dalam pembelajaran di
kelas.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas
2.
Hernawan, A.H., Novi Resmini. dan Adayani.
2009. Pembelajaran Terpadu di SD.
Jakarta. Universitas Terbuka
3.
Saefuddin, U. dan Rukmana, A. 2007. Pembelajaran Terpadu. Bandung : UPI
PRESS
4.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Kencana
5.
Sardjiyo, Didih Sugandi dan Ischak. 2008. Pendidikan IPS di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
6.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran terpadu. Surabaya : Bumi Aksara
7.
Istianti. 2010. Model-model Pembelajaran Terpadu.
[online]. Tersedia online:
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/26/model-model-pembelajaran-terpadu/[15
Febuari 2012]
8.
Junaidi, A. 2010. Pembelajaran Connected. [online].
Tersedia online : http://adrijunaidi.blogspot.com/2010/02/pembelajaran-connected.html?zx=ef5255d9eff40fb6 [18 Febuari 2012]
9.
Kamili, S. 2012. Pembelajaran Terpadu Tipe Connected.
[online]. Tersedia: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2256057-pembelajaran-terpadu-tipe-connected/#ixzz1mM9w2MUL [15 Febuari 2012]
Dosen : dirgantara wicaksono
matkul : pembelajaran pkn di sd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar